tirto.id - Pemerintah Korea Selatan dan Jepang menyebutkan, Korea Utara lagi-lagi menembakkan sebuah rudal pada Minggu (14/5/2017) yang dilaporkan terbang sejauh 700 km, untuk kemudian jatuh di Luat Jepang.
“Korea Utara menembakkan peluru kendali balistik tak dikenal sekitar pukul 5.27 pagi waktu Seoul dari daerah Kusong yang berlokasi di barat laut ibu kota Pyongyang,” kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Disebutkan bahwa tembakan ini sebagai langkah provokatif pertama dari Korea Utara sejak Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menjabat. Moon telah menganjurkan dialog dengan Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi.
Korea Selatan pun mengadakan pertemuan dengan dewan keamanan nasionalnya, demikian kata kantor Presiden.
Menanggapi aksi peluncuran rudal Korea Utara, Perdana Menteri Shinzo Abe mengulang kembali protes keras itu dalam komentar kepada wartawan.
"Meskipun ada peringatan kuat dari masyarakat internasional, Korea Utara meluncurkan rudal balistik lagi," kata Abe. "Ini benar-benar tidak dapat diterima dan kami sangat memprotesnya. Peluncuran rudal Korea Utara merupakan ancaman serius bagi Jepang dan jelas-jelas melanggar resolusi PBB."
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga menyatakan bahwa peluru kendali itu terbang selama 30 menit untuk mendarat di Laut Jepang, laut yang membentang di antara pantai timur Korea Utara dan daratan Jepang.
Yoshihide Suga juga menyatakan, penembakan peluru kendali oleh Korea Utara telah melanggar resolusi PBB. Untuk itu, Jepang melontarkan protes keras atas tindakan Korea Utara itu.
Seperti dilansir CNN, pemerintah Jepang belum memulai sebuah "peringatan J (alert J)", sistem peringatan peluncuran rudal nasional. Suga menambahkan bahwa rudal tersebut tidak jatuh di zona ekonomi eksklusif Jepang, perairan yang berada dalam jarak 322 kilometer (200 mil) dari pantai yang memiliki yurisdiksi atas sumber daya.
Sebelumnya, satu peluru kendali Korea Utara dilaporkan gagal meledak setelah peluncuran untuk pengujiannya pada Minggu (16/4/2017). Peluncuran ini dilakukan beberapa jam sebelum Wakil Presiden AS Mike Pence dijadwalkan berada di Korea Selatan untuk mengadakan pembicaraan.
Uji coba rudal yang gagal dari pesisir timur tersebut telah mengabaikan peringatan dari Cina, sekutu utama Korut. Terjadi sehari setelah Korut mengadakan parade militer di ibu kotanya, peluncuran rudal ini sekaligus menandai ulang tahun pendiri negara itu. Dalam parade itu, Korut tampak memperlihatkan peluru-peluru kendali balistik.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari