tirto.id - Korea Utara tengah menjadi sorotan karena diduga meluncurkan proyektil rudal, tetapi berakhir dengan kegagalan. Kabar ini disampaikan oleh negara tetangganya, Korea Selatan.
Menurut Korsel, Korea Utara telah menembakkan "proyektil tak dikenal", tetapi peluncuran itu tampak gagal beberapa saat setelah lepas landas.
“Korea Utara menembakkan proyektil yang tidak diketahui sekitar pukul 09:30 (00:30 GMT) hari ini, tetapi dianggap gagal segera setelah peluncuran,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS) Seoul dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Al Jazeera.
Ia menambahkan, rudal itu diduga ditembakkan dari sebuah situs dekat bandara di ibukota Korea Utara, Pyongyang.
Sebelumnya, media Jepang melaporkan kalau Korea Utara telah menembakkan sesuatu yang diduga rudal balistik. Hal itu disampaikan seorang pejabat kementerian pertahanan yang tidak disebutkan namnya.
Sementara itu, kantor berita Yonhap melaporkan, menurut seorang pejabat JCS, "penilaian kami adalah bahwa peluncuran proyektil tampaknya tidak berhasil karena gagal mencapai ketinggian tertentu pada fase dorongan awal.”
Yonhap melaporkan, menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, senjata itu bisa meledak di udara, tetapi pejabat JCS menolak berkomentar soal itu.
“Untuk spesifikasi lainnya, kami memerlukan analisis terperinci karena kami tidak dapat berkomentar berdasarkan asumsi,” kata pejabat itu.
Korea Utara sebelumnya mengatakan, dua dari peluncuran itu adalah "satelit pengintai", tetapi Korea Selatan dan Amerika Serikat yakin tes itu terkait dengan sistem rudal balistik antarbenua (ICBM) baru - yang disebut "rudal monster" dan belum pernah diuji coba sebelumnya.
Seperti dilaporkan BBC, Pyongyang mengatakan, peluncuran yang Korea Utara lakukan pada 26 Februari dan 4 Maret difokuskan pada pengembangan satelit pengintai. Tetapi menurut Amerika, tes itu adalah peluncuran eksperimental, sebelum kemungkinan peluncuran ICBM jarak penuh.
Dengan jangkauan minimum 5.500 km (3.417 mil), ICBM dapat mencapai AS. Teknologi ini dirancang untuk pengiriman senjata nuklir.
"Amerika Serikat mengutuk keras peluncuran ini, yang merupakan pelanggaran berani terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang tidak perlu meningkatkan ketegangan dan berisiko mengacaukan situasi keamanan di kawasan itu," kata juru bicara Pentagon John Kirby.
Tidak hanya Amerika, Korea Selatan dan Jepang juga sama-sama mengutuk Pyongyang.
Editor: Iswara N Raditya