Menuju konten utama

Apindo Minta Pemerintah Kaji Kebijakan Hilirisasi Kelautan

"> "Apindo meminta kepada pemerintah untuk mengkaji kebijakan hilirisasi di bidang perikanan."

Apindo Minta Pemerintah Kaji Kebijakan Hilirisasi Kelautan
Pedagang menjual persediaan ikan seadanya pada H+3 Lebaran di pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Rabu (28/6). ANTARA FOTO/Rahmad

tirto.id - Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan Apindo, Hendra Sugandhi meminta kepada pemerintah untuk mengkaji kebijakan hilirisasi di bidang perikanan atau kelautan. Sebab dia menilai yang dibutuhkan industri perikanan saat ini adalah memperkuat sektor hulu terlebih dahulu, bukan hilirisasi.

"Prioritas sektor perikanan adalah hulu bukan hilirisasi," kata dia kepada Tirto, Kamis (9/2/2023).

Dia menjelaskan masalah utama industri perikanan saat ini adalah kapasitas Unit Pengolahan Ikan (UPI) nasional yang dibiarkan menganggur karena kekurangan bahan baku. Hal tersebut membuat kementerian terkait cenderung lebih memprioritaskan untuk mendorong peningkatan pasokan bahan baku dari sektor perikanan tangkap dan budidaya untuk UPI.

Dari situ, tampak bahwa hal yang dibutuhkan industri perikanan saat ini adalah memperkuat sektor hulu. Terlebih tidak semua produk perikanan dapat di hilirisasi. Produk seperti makanan laut hidup, sashimi, dan makanan laut segar tidak perlu di hilirisasi karena akan mengurangi nilai jualnya di pasar.

“Beberapa jenis ikan juga lebih diminati oleh pasar dalam bentuk utuh, misalnya ikan layur,” ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan melakukan hilirisasi komoditas di sektor kelautan. Sebab, sumber daya alam kelautan sangat berpotensi besar untuk mempercepat Indonesia menjadi negara maju melalui hilirisasi

"Jangan lupa yang namanya sumber daya alam laut kita ini akan memberikan nilai tambah yang besar kalau juga kita hilirkan. Ingat bahwa 2/3 indonesia ini adalah air, laut, samudra. luas lautan kita 3,25 juta kilometer. besar sekali. Potensinya belum kita apa-apakan," Kata Jokowi dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan 2023 di Jakarta, Senin (6/1/2023).

Jokowi mengatakan Indonesia merupakan eksportir nomor satu bahan mentah rumput laut. Sementara Tiongkok importir nomor satu bahan mentah rumput laut. Akan tetapi Indonesia eksportir ketiga agar-agar, sedangkan Tiongkok eksportir pertama. Padahal secara bahan baku rumput laut, Indonesia nomor satu.

Oleh karena itu, Jokowi ingin Indonesia meniru Tiongkok dalam hilirisasi komoditas kelautan Selain itu, Jokowi menyebut Indonesia kaya dengan komoditas perikanan seperti ikan tuna, cakalang dan tongkol besar. Indonesia berada di peringkat pertama, tetapi Indonesia impor di peringkat pertama dalam hal tepung ikan.

"Kita ini eksportir nomor satu tuna, cakalang, tongkol segar tapi sekaligus importir juga nomor satu tepung ikan. Lucu sudah. Dorong keluar dan kita impor dalam bentuk tepung ikan," Kata Jokowi. “Apa gak bisa sih kita menghilirkan ini mengindustrialisasikan ikan kita jadi tepung ikan. Sesulit apa? apa sulit banget sih? ndak.”

Baca juga artikel terkait EKBIS atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat