tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus berkecamuk. Dalam berita terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, kemungkinan ada puluhan ribu orang tewas dalam serangan Rusia di Mariupol.
Dalam wawancara bersama Al Jazeera sebelumnya, Zelenskiy mengatakan, jumlah penduduk Mariupol mencapai sekitar 500 ribu orang, tapi “sekitar 400.000 orang telah dievakuasi atau dibunuh. Sekarang populasinya sekitar 100.000 dan ada banyak mayat di jalan-jalan.”
Sedangkan menurut dinas darurat negara, sekitar tujuh mayat ditemukan di bawah reruntuhan dua blok perumahan bertingkat yang hancur di kota Borodyanka. Sehingga korban sipil di daerah itu mencapai kurang lebih 19 orang.
Ukraina dikabarkan sedang meminta bantuan lebih banyak senjata dari negara-negara Barat untuk bertahan dari serangan Rusia di wilayah Donbas. Sebab, menurut pejabat Pentagon, pasukan Rusia memperkuat serangan di sekitar wilayah Donbas, terutama di dekat kota Izyum, tetapi mereka belum melancarkan serangan penuh.
Menurut kementerian pertahanan Ukraina, Rusia hampir menuntaskan pembangunan untuk menyerang wilayah Donetsk dan Luhansk. Bahkan menurut Gubernur Luhansk, Rusia sedang memindahkan kendaraan militer lebih dekat ke garis depan.
Diberitakan The Guardian, pada Senin malam, pihak berwenang Ukraina menuding Rusia telah menjatuhkan pesawat tanpa awak yang membawa zat beracun di kota Mariupol. Menurut anggota parlemen Ukraina, Ivanna Klympush, zat yang tidak diketahui itu "kemungkinan besar" adalah senjata kimia. Kendati demikian, laporan tersebut belum bisa dikonfirmasi.
Walikota Mariupol Vadym Boychenko mengatakan, jumlah korban tewas di kota itu diperkirakan lebih dari 10 ribu warga sipil akibat serangan yang terjadi selama berminggu-minggu. Tapi dia mengatakan, jumlah korban tewas bisa saja melampaui 20 ribu.
Dalam pernyataannya, Presiden Zelenskiy menyalahkan langkah negara-negara Barat yang tidak mengirimkan senjata untuk mendukung perang sehingga banyak warga Ukraina yang kehilangan nyawa.
“Sayangnya, kami tidak mendapatkan sebanyak yang kami butuhkan untuk mengakhiri perang ini lebih cepat,” katanya.
“Nyawa orang Ukraina sedang hilang … Dan ini juga merupakan tanggung jawab mereka yang masih menyimpan senjata yang dibutuhkan Ukraina di gudang senjata mereka.”
Kepada CNN, Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova mengatakan, lebih dari 5.800 kasus dugaan kejahatan perang pasukan Rusia yang saat ini masih diselidiki. Pada Senin kemarin, petugas mulai menggali mayat dari kuburan massal di Bucha.
Editor: Iswara N Raditya