Menuju konten utama

Apa Perbedaan Garis Lintang dan Bujur?

Garis lintang dan garis bujur tak bisa ditemukan di permukaan bumi. Mengapa? Berikut penjelasan dari ahli astronomi dan perbedaan antara keduanya.

Apa Perbedaan Garis Lintang dan Bujur?
Garis lintang dan Garis Bujur. wikimedia commons/publik domain

tirto.id - Garis lintang dan bujur kendati memiliki fungsi saling melengkapi, mempunyai beberapa perbedaan.

Jika memperhatikan peta, terutama globe, maka akan terlihat garis-garis yang saling bersilangan, yaitu garis lurus (vertikal) dan melingkar (horizontal) pada peta tersebut.

Garis yang berbentuk vertikal dikenal dengan sebutan garis bujur, sementara itu garis yang horizontal disebut garis lintang.

Kita tidak bisa menemukan garis bujur dan lintang di permukaan bumi. Sebab, kedua garis tersebut adalah hasil khayal ahli astronomi agar mudah mengenali peta dan memiliki fungsi penting untuk kehidupan sehari-hari.

Berikut penjelasan mengenai definisi dan fungsi garis lintang dan bujur, sebagaimana dikutip dari buku Geografi (2009) yang ditulis Eko Titis Prasongko dan Rudi Hendrawansyah.

Pengertian Garis Lintang

Garis lintang yang juga dikenal dengan istilah latitude adalah garis khayal yang melingkari bumi secara horizontal.

Sebagaimana garis bujur yang terbagi dua, garis lintang juga ada dua yaitu lintang utara dan lintang selatan.

Garis lintang utara (LU) ada di sebelah utara khatulistiwa, lalu garis lintang selatan (LS) ada di sebelah selatan khatulistiwa.

Pengertian Garis Bujur

Garis bujur atau longitude adalah garis khayal lurus berbentuk vertikal yang mengelilingi bumi. Garis ini menghubungkan bumi dari kutub utara hingga kutub selatan.

Dalam kajian astronomi, titik nol bujur sebagai lokasi tolaknya adalah kota Greenwich, London, Inggris. Karena itulah, dua garis bujur, yaitu garis bujur barat (BB) terletak di barat Greenwich dan garis bujur timur (BT) berada di sebelah timur Greenwich.

Penetapan patokan Greenwich ini berdasarkan Konferensi Meridian Internasional yang digelar di kota Greenwich Inggris pada 1884. Dari situ, Greenwich ditetapkan sebagai meridian utama universal dalam penentuan titik bujur astronomis.

Fungsi Garis Lintang dan Garis Bujur

Kedua garis itu, baik garis lintang dan garis bujur disebut sebagai garis astronomis yang digunakan untuk mempermudah dalam penentuan posisi suatu tempat di muka bumi.

Koordinatnya digunakan melalui garis bujur dan garis lintang.

Kedua garis astronomis di atas sebenarnya memiliki fungsi saling melengkapi satu sama lain, terutama dalam menentukan absolut dari sebuah tempat, daerah, atau objek geografi tertentu.

Namun, terdapat sejumlah perbedaan antara keduanya.

Perbedaan Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang kerap digunakan sebagai penanda pembagian zona iklim di muka bumi. Misalnya, garis lintang antara 23 ½ ° LU - 23 ½ ° LS adalah wilayah tropis karena mendapat cukup banyak sinar matahari sehingga iklimnya dua musim yaitu musim kemarau dan hujan.

Sementara itu, garis bujur berfungsi sebagai penanda pembagian zona waktu, termasuk tanggal dan jam di antara suatu tempat ke tempat lainnya. Setiap 15 derajat ke arah bujur timur atau ke arah bujur barat akan menunjukkan perbedaan selisih waktu sebanyak satu jam (60 menit).

Karena itulah, perbedaan derajat garis bujur di Indonesia menjadikannya terbagi menjadi tiga zona waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT) yang masing-masing memiliki selisih satu jam.

Laman Kemdikbud menuliskan contoh penerapan penggunaan garis bujur dan lintang dalam menentukan letak absolut astronomis Indonesia. Derajat garis astronomisnya adalah 6ºLU- 11ºLS dan antara 95º BT 141ºBT.

Dari situ dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan yang tinggi, menerima penyinaran matahari sepanjang tahun, dan banyak penguapan sehingga kelembapan udaranya tinggi.

Cara Mencari Titik Koordinat Lintang dan Bujur

Untuk mencari titik koordinat lintang dan bujur, maka perlu menggunakan alat bantu seperti peta, baik peta fisik maupun peta digital, atau bisa juga memakai perangkat GPS. Berikut penjelasannya:

1. Identifikasi Titik yang Ingin Dicari

Tentukan lokasi atau titik tertentu di mana Anda ingin mengetahui koordinat lintang dan bujurnya.

2. Menggunakan Peta Fisik

Jika menggunakan peta fisik, cari koordinat lintang dan bujur pada sisi peta di mana skala koordinat biasanya disertakan.

Biasanya, garis lintang dan garis bujur akan ditampilkan di peta bersama dengan angka-angka yang menunjukkan nilai koordinat.

4. Melalui Peta Digital atau Perangkat GPS

Saat menggunakan peta digital atau perangkat GPS, Anda dapat mencari lokasi tersebut langsung di dalam aplikasi atau perangkat tersebut.

Biasanya, Anda cukup mencari nama tempat atau alamat, dan perangkat akan menampilkan koordinat lintang dan bujurnya.

5. Membaca Koordinat

Setelah menemukan titik yang diinginkan, baca nilai koordinat lintang dan bujur dari peta atau perangkat yang digunakan.

Seperti disebutkan di atas, koordinat lintang biasanya dinyatakan dalam derajat (°), menit ('), dan detik ("), sedangkan koordinat bujur juga dinyatakan dalam derajat (°), menit ('), dan detik (").

6. Format Koordinat

Pastikan untuk memperhatikan format koordinat yang digunakan. Ada beberapa format yang umum digunakan, seperti format desimal (misalnya, 40.7128° lintang, -74.0060° bujur untuk New York City) atau format derajat-menit-detik (misalnya, 40° 26' 46" N, 79° 58' 56" W untuk Pittsburgh, Pennsylvania).

Baca juga artikel terkait BUMI atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Alexander Haryanto
Penyelaras: Dhita Koesno