tirto.id - Mantan juru bicara Presiden RI ke-4 Aburrahman Wahid atau Gus Dur, Wimar Witoelar meninggal dunia Rabu (19/5/2021) pukul 09.00 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
"Kami memberitahukan bahwa Wimar Witoelar telah wafat pada hari ini Rabu, 19 Mei 2021 pukul 09.00 di RS Pondok Indah Jakarta," kata Direktur InterMatrix Communication (IMX) Erna Indriana kepada reporter Tirto.
Sebelumnya, Wimar dikabarkan kritis di Rumah Sakit Pondok Indah selama beberapa hari terakhir. Menurut Erna penyebab meninggalnya Wimar Witoelar lantaran penyakit sepsis.
"Sepsis atau infeksi berat yang mengakibatkan multi organ failure," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan pemakamana Wimar, yang juga pemiliki biro konsultan InterMatrix, akan dilakukan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir di Jakarta dengan waktu pemakaman akan diinformasikan lebih lanjut.
"Jenazah akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Waktu pemakaman akan diberitahukan lebih lanjut," ujar Erna.
"Kami juga mengimbau bagi kerabat dan sahabat yang ingin memberikan penghormatan terakhir dan doa dapat dilakukan saat pemakaman dengan tetap harus mematuhi protokol kesehatan," tambahnya.
Wimar Witoelar, lahir di Padalarang, Jawa Barat pada 14 Juli 1945, adalah tokoh reformasi Indonesia, jurnalis sekaligus kolumnis. Dia pernah menjabat sebagai juru bicara kepresidenan era Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999-2001.
Lantas apa itu sepsis, penyakit yang menyebabkan Wimar Witoelar meninggal?
Sepsis adalah penyakit yang timbul akibat sistem kekebalan tubuh yang overdrive sebagai respons terhadap infeksi.
Sepsis berkembang ketika bahan kimia yang dilepaskan sistem kekebalan ke aliran darah untuk melawan infeksi yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.
Dilansir dari Healthline, ada lebih dari 1,5 juta kasus sepsis setiap tahunnya. Jenis infeksi ini membunuh lebih dari 250.000 orang Amerika per tahunnya.
Tidak hanya itu, menurut BBC terdapat satu dari lima kematian di dunia yang disebabkan oleh sepsis.
Laporan tersebut memperkirakan 11 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang disebut juga dengan keracunan darah ini. Kasus sebagian besar terjadi di negara-negara miskin dan berkembang. Namun, negara-negara kaya pun menghadapi sepsis.
Gejala sepsis
Melansir laman Healthline, gejala sepsis meliputi:
- demam di atas 38 derajat celcius atau suhu dibawah 36 derajat celcius
- detak jantung lebih tinggi dari 90 detak per menit
- tingkat pernapasan lebih tinggi dari 20 napas per menit
- kemungkinan infeksi
Meskipun sepsis berpotensi menyebabkan kematian, penyakit ini berkisar dari ringan hingga berat. Namun, pada kasus sepsis yang berat atau syok septik akan meningkatkan resiko infeksi di masa depan.
Hal ini disebabkan karena syok septik berkontribusi pada penyakit komplikasi berupa gumpalan darah kecil yang ada di seluruh tubuh.
Gumpalan darah ini dapat menghalangi aliran darah dan oksigen ke organ vital dan bagian lain dari tubuh. Inilah yang menyebabkan resiko kegagalan organ dan kematian jaringan.
Dilansir dari Healthline infeksi apapun dapat memicu sepsis, tetapi ada beberapa jenis yang lebih cenderung berkontribusi pada munculnya sepsis seperti pneumonia, infeksi perut, infeksi ginjal, dan infeksi aliran darah.
Jika seseorang terkena sepsis, dokter akan menggunakan sejumlah obat untuk mengobatinya seperti antibiotik melalui IV untuk melawan infeksi, obat vasoaktif untuk meningkatkan tekanan darah, insulin untuk menstabilkan gula darah, kortikosteroid untuk mengurangi peradangan, dan obat penghilang rasa sakit.
Sepsis berat juga membutuhkan cairan IV dalam jumlah besar dan respirator untuk bernafas. Dialisis mungkin diperlukan jika ginjal terkena. Ginjal membantu menyaring limbah berbahaya, garam, dan kelebihan air dari darah. Dalam dialisis, mesin melakukan fungsi-fungsi ini.
Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan sumber infeksi. Ini termasuk mengeringkan abses berisi nanah atau mengangkat jaringan yang terinfeksi.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH