tirto.id - Konsep manusia merdeka dalam pendidikan merupakan buah pemikiran Ki Hajar Dewantara, sosok yang kini diakui sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Gagasan ini mengilhami kebijakan Merdeka Belajar yang dicanangkan Kemdikbudristek pada era menteri Nadiem Makarim. Lantas, bagaimana konsep "merdeka belajar" menurut Ki Hajar Dewantara?
Konsep manusia merdeka berkaitan erat dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Panca Dharma di dalam pendidikan. Isi Panca Dharma itu adalah asas kodrat alam; asas kemerdekaan; asas kebudayaan; asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan. Semua asas ini saling berkaitan satu sama lain.
Konsep manusia merdeka memiliki kaitan dengan asas kedua dalam Panca Dharma, yakni kemerdekaan. Ki Hajar memiliki pemikiran bahwa setiap manusia memperoleh kebebasan dari Tuhan untuk mengatur hidupnya, meski dalam praktiknya harus tetap sejalan dengan nilai-nilai di masyarakat.
Agar bisa memperoleh kebebasan (kemerdekaan), setiap orang perlu mempunyai kemampuan mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tidak bergantung pada orang lain. Maka itu, mengutip artikel di Jurnal Filsafat Indonesia (Vol 3, 2020), asas kemerdekaan dalam pendidikan bermakna bahwa setiap peserta didik perlu memiliki jiwa merdeka secara lahir dan batin.
Definisi Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara
Apa yang dimaksud manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Definisi manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara adalah manusia yang memiliki kebebasan lahir-batin dalam mengatur kehidupannya dan tidak bergantung pada orang lain.
Untuk menjadi manusia merdeka, setiap orang tidak boleh bermalas-malasan. Mereka mesti berupaya mendapatkan status kemerdekaan itu dengan menempuh pendidikan berkualitas.
Di sisi lain, Ki Hajar Dewantara mengembangkan metode Among untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Dalam Among, orientasi pendidikan lebih diarahkan berfokus pada siswa (student oriented).
Jika dikaitkan dengan Panca Darma yang disusun Ki Hajar Dewantara, metode Among mengadopsi asas kodrat alam dan kemerdekaan sekaligus.
Asas kodrat alam menggarisbawahi bahwa pendidikan sangat penting demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Saat anak terdidik dan mandiri, ia bisa menjadi manusia merdeka, atau memenuhi asas kemerdekaan.
Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, dalam pelaksanaan konsep merdeka belajar, guru perlu memberikan kesempatan pada siswa dalam mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya, baik pada saat menghadapi masalah maupun mengerjakan sesuatu. Pendidik tetap ikut bertanggung jawab dalam hal ini sembari memantau perkembangan anak didiknya sampai ia dinilai mandiri.
Ki Hajar Dewantara merumuskan tahapan pendidikan dalam metode Among berdasarkan usia. Misalnya, untuk anak usia 1-7 tahun, cara mendidik mereeka dengan memberi contoh dan pembiasaan.
Saat usia anak 7-14 tahun, cara mendidik dilakukan dengan pengajaran dan perintah. Adapun pada usia 14-21 tahun, cara mendidiknya dengan laku (perilaku) serta pengalaman lahir dan batin.
Meski demikian, Ki Hajar Dewantara menolak cara mendidik dengan perintah, paksaan, dan hukuman. Pada masala kolonial, menurut Ki Hajar, penjajah Belanda salah dalam mempraktikkan metode itu.
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik dengan perintah dan paksaan hanya tepat diterapkan saat anak mulai melakukan kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri hingga orang lain.
Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam konteks merdeka belajar dapat dilihat dari tujuan pendidikan menurut versinya.
Dalam buku "Karya Ki Hajar Dewantara" (1961) yang diterbitkan Majelis Luhur Taman Siswa, dijelaskan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yakni "menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya."
Tujuan pendidikan tersebut difokuskan melatih semua kemampuan dan potensi peserta didik, meliputi jasmani, akal, hingga hati. Para siswa akan memperoleh kebahagiaan hakiki saat mereka telah menjadi manusia cerdas, sehat badannya, dan bersih hatinya.
Semangat tersebut tidak lepas dari konsep manusia merdeka yang didengungkan Ki Hajar Dewantara. Peserta didik didorong untuk mengerahkan segala kemampuannya sehingga menjadi manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Di sisi lain, ia pun harus mampu mempertanggungjawabkan perbuatan dan keputusannya.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom