Menuju konten utama

Dirjen PDM Gelar Dialog dengan Guru Penggerak di Sumedang

Dalam kunjungannya ke Kota Tahu, Dirjen PDM Iwan Syahril mendatangi SMPN 1 Cimalaka lalu bertemu para Guru Penggerak di Gedung IPP Setda Sumedang.

Dirjen PDM Gelar Dialog dengan Guru Penggerak di Sumedang
Dirjen PAUD Dikdasmen Iwan Syahril (tengah, bertopi) berdialog dengan 89 Guru Penggerak dan 39 Kepala Sekolah di Aula Tampomas Gedung IPP Setda Sumedang, Kamis (8/8/2024). Dialog berlangsung di sela-sela kunjungan kerja Dirjen PAUD Dikdasmen ke Sumedang. FOTO/Tim Dokumentasi Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek.

tirto.id - Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek menyelenggarakan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Kamis (8/8/2024). Kota Tahu dipilih menjadi lokasi kunjungan kerja Dirjen PDM karena menjadi kabupaten dengan Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan Pengajar Praktik terbanyak di Jawa Barat.

“Kami ingin mendapatkan inspirasi terkait implementasi pembelajaran berkualitas dan berpihak kepada murid dari para aktor pendidikan di Sumedang. Mulai dari kepala sekolah, para guru, dan kami ingin melihat bagaimana metode pembelajaran di sana berlangsung,” kata Iwan, Kamis (8/8/2024).

Dalam kunjungan sehari itu, Iwan mendatangi SMPN 1 Cimalaka kemudian bertemu para Guru Penggerak di Aula Tampomas, Gedung IPP Setda Sumedang. 89 Guru Penggerak dan 39 kepala sekolah hadir dalam riungan tersebut.

Asisten Administrasi Umum Setda Sumedang, Budi Rahman, menilai kunjungan Dirjen PDM ke wilayahnya membawa angin segar untuk meningkatkan kualitas ekosistem dan SDM pendidikan, terutama di kalangan Guru Penggerak.

"Kedatangan Dirjen PDM menggerakkan dan menambah energi para Guru Penggerak di Kabupaten Sumedang,” kata Budi, Kamis (8/8/2024).

Selama 3 jam lebih, Iwan menjalin dialog dengan civitas pendidikan di Sumedang. Dalam pantauan reporter Tirto.id, para Guru Penggerak dan kepala sekolah terlihat antusias berbagi pengalaman dengan Dirjen PDM.

“Dulu, sebelum mengikuti program Guru Penggerak, saya sebal melihat anak nakal. Sekarang, saya hanya tersenyum. Saya merasa setiap anak nakal pasti ada kelebihannya,” ungkap Yuyu Rahayu, Guru IPA di SMA 1 Conggeang.

Yuyu menambahkan, pemahaman bahwa setiap anak punya kelebihan, termasuk anak nakal sekalipun, ia pahami dari pemikiran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, pemikiran itu dituangkan dalam konsep pembelajaran yang berpihak pada murid.

Lungguh, Guru Penggerak dari SDN Cilengkrang, menyebut Kurikulum Merdeka Belajar membuatnya leluasa membuat berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah. Lungguh pun membuat metode belajar Digifun Learning, untuk memudahkannya mengajarkan perpangkatan bagi siswa kelas 5.

“Tahun 2022, saya merasakan learning loss karena anak-anak belajar daring selama 2 tahun. Ngajarin perpangkatan susah, kemudian saya membuat Digifun Leaning yang saat ini sudah di-HAKI-kan. Permainan ini tidak hanya sudah diterapkan oleh guru-guru di Sumedang, tapi juga di Bangka Belitung,” kata Lungguh.

Lungguh menambahkan, dengan menerapkan pembelajaran yang berpihak pada siswa, dampaknya luar biasa. “Kelas pun jadi kompak dan anak-anak menjadi juara dalam kompetisi antarkelas. Mereka percaya diri, menemukan bakatnya, dan mereka bangga,” pungkas Lungguh.

Di akhir dialog, Iwan Syahril mengingatkan para guru bahwa program Guru Penggerak dibuat bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tapi untuk menggerakkan perubahan.

“Guru Penggerak adalah pemimpin dan menjadi pemimpin bukan untuk prestasi individu. Sebagai pemimpin, Anda berhasil kalau berdampak pada orang lain,” ungkap Iwan.

Saat ini, ada 204 Guru Penggerak dan 82 Calon Guru Penggerak di Sumedang. Dari jumlah tersebut, 47 orang sudah diangkat menjadi kepala sekolah. Selain itu, dari 1.911 satuan pendidikan di berbagai jenjang, 88 persen atau 1.686 satuan pendidikan sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Di tingkat nasional, Sumedang juga menggondol dua penghargaan dalam Anugerah Merdeka Belajar 2024, masing-masing untuk kategori Transformasi Pembelajaran dan Program Indonesia Pintar.

Dalam kunjungannya ke Sumedang, Iwan didampingi perwakilan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) dan Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat. Iwan menyampaikan, kunjungan ke Sumedang juga menjadi ajang untuk memperkuat kolaborasi antara Ditjen PDP, BBGP, dan BBPMP Jawa Barat.

“Mereka adalah garda depan Kemendikbudristek dalam advokasi kebijakan Merdeka Belajar di daerah,” ujar Iwan.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN atau tulisan lainnya

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Zulkifli Songyanan
Editor: Zulkifli Songyanan