Menuju konten utama

Konsep Teori Belajar Ausubel dan Contoh Meaningful Learning

Berikut penjelasan tentang konsep Teori Belajar Ausubel dan contoh penerapan Meaningful Learning.

Konsep Teori Belajar Ausubel dan Contoh Meaningful Learning
Ilustrasi Guru dan Siswa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Teori belajar Ausubel merupakan teori belajar yang dicetuskan ahli psikologi asal Amerika Serikat (AS), David Ausubel (1918-2008). Teori belajar Ausubel mengusung konsep yang disebut Meaningful Learning (pembelajaran bermakna).

Meaningful Learning atau belajar bermakna menggambarkan seseorang memaknai ilmu dengan cara mempertemukan pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.

Maka itu, dalam penerapan teori belajar Ausubel, seseorang mempelajari sesuatu dengan mencari relevansi dari informasi-informasi yang didapatkan sehingga dapat menjadi satu pemahaman utuh.

Hasil dari proses belajar bermakna bisa dilihat dari adanya keterkaitan antara teori-teori, fakta-fakta, atau keadaan baru yang sesuai di dalam kerangka berpikir seseorang. Prinsip ini dapat diterapkan oleh tenaga pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Apa Itu Teori Belajar Ausubel

Sebelum menggali lebih jauh tentang teori Ausubel, mari pahami terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan teori belajar.

Teori belajar merupakan konsep pembelajaran yang dapat menjadi acuan pendidik untuk menerapkan strategi ideal dalam memandu proses belajar muridnya.

Ada banyak teori belajar digagas oleh ahli dan cendekiawan. Di antara yang sudah umum diterapkan adalah teori belajar Vygotsky, teori belajar Nativisme, teori belajar Empirisme, teori belajar Konvergensi, teori belajar Piaget, teori belajar ausubel, dan lain sebagainya.

Secara konsep, teori belajar Ausubel adalah teori belajar yang mendorong seseorang bisa menerapkan prinsip belajar bermakna sehingga memiliki pemahaman utuh atas berbagai pengetahuan.

Teori belajar Ausubel memberi pemahaman bahwa belajar sejatinya merupakan kegiatan mengembangkan pengetahuan baru dan menggabungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada. Konsep ini bisa diterapkan oleh guru saat berperan sebagai fasilitator belajar bagi muridnya.

Dalam kaca mata konsep teori belajar Ausubel, teknik pembelajaran paling efektif adalah dengan memaknai informasi/pengetahuan, bukan dengan menghafalnya.

Pencetus teori ini, David Ausubel menganggap bahwa hasil belajar yang dilakukan dengan cara memaknai informasi/pengetahuan akan lebih mudah tersimpan dalam memori, serta bertahan lama. Oleh karena itu, meaningful learning menjadi kata kunci dalam penerapan teori belajar Ausubel.

Konsep teori belajar Ausubel tersebut didasari oleh analisis David Ausubel tentang adanya 2 dimensi dalam proses pembelajaran yang saling terkait.

Dimensi pertama (Dimensi-1), menurut Ausubel, merupakan cara belajar dengan metode menyajikan informasi atau materi pengetahuan tertentu pada murid. Dalam dimensi-1 ini, murid menerima penyajian informasi yang disusun menjadi satu kesatuan utuh. Setelah itu, murid didorong menemukan pemahaman atas materi yang sudah disampaikan guru.

Selanjutnya, dimensi kedua (Dimensi-1) merupakan tahap ketika murid mengasimilasikan (melebur atau menyesuaikan) berbagai informasi yang sudah diperoleh. Proses asimilasi itu dilakukan sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh murid.

Jika mampu menemukan keterkaitan informasi satu dengan yang lain, murid dinyatakan telah menjalankan proses belajar bermakna. Sebaliknya, jika murid cuma menghafalkan informasi baru tanpa menemukan keterkaitan informasi, ia baru belajar menghafal.

Dapat disimpulkan bahwa unsur penting dalam belajar merupakan struktur kognitif siswa itu sendiri. Struktur kognitif ini yang akan membantu siswa menentukan dan memahami pengetahuan baru yang masuk.

Struktur kognitif yang baik, stabil, dan terarah jelas akan mendukung keberhasilan murid mencapai tahap pembelajaran bermakna. Jadi kunci penerapan teori belajar ausubel ada pada peserta didik.

Maka dari itu, dalam analisis David Paul Ausubel, ada empat tipe belajar sebagai berikut:

  • Belajar dengan penemuan bermakna, yaitu belajar dengan cara menemukan sendiri konsep atau prinsip yang relevan dengan struktur kognitif.
  • Belajar dengan penemuan tidak bermakna, yaitu belajar dengan cara menemukan sendiri konsep atau prinsip yang tidak sesuai dengan struktur kognitif.
  • Belajar menerima yang bermakna, yaitu belajar dengan cara menerima informasi dari guru atau sumber lain yang relevan dengan struktur kognitif.
  • Belajar untuk menerima yang tidak bermakna, yaitu belajar dengan cara menerima informasi yang disajikan guru atau sumber lain yang tidak sesuai dengan struktur kognitif.

Tahapan Teori Belajar Ausubel

Dalam penerapan teori belajar Ausubel murid didorong untuk menemukan, memahami, serta memproses dengan seksama interaksi informasi yang didapat dalam pembelajaran.

Untuk memahami proses belajar bermakna lebih dalam, Ausubel memperkenalkan tahap-tahap implementasinya. Terdapat 3 tahap penerapan teori belajar Ausubel.

Pertama, murid perlu memperhatikan pemantik atau stimulus yang diberikan oleh guru di dalam proses pembelajaran.

Kedua, murid memahami makna pemantik atau stimulus, menyimpan, dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.

Ketiga, meaningful learning bakal tercapai ketika murid bisa memproses dan mengaitkan informasi-informasi yang sudah tersimpan.

Untuk mencapai tahap pembelajaran bermakna (meaningful learning), terdapat sejumlah syarat, yakni sebagai berikut:

1. Materi yang dipelajari berpotensi memiliki makna.

Materi yang bermakna dilihat dari dua faktor, yaitu:

  • Materi memiliki makna logis, yakni materi non arbitrary dan substantive. Materi non-arbitrer merupakan materi yang bisa diketahui secara konsisten serta tidak berubah-ubah. Sementara itu, materi substantive adalah materi yang dapat disampaikan melalui berbagai cara tanpa mengubah makna atau artinya.
  • Gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa, harus diperhatikan pengalaman anak-anak, tingkat perkembangan intelektual, intelegensi dan usia mereka.

2. Peserta didik harus bertujuan melaksanakan belajar bermakna.

Dengan adanya kesiapan dan kesadaran untuk menjalani proses belajar bermakna, murid akan memiliki tekad dan niat untuk mencapai tahap meaningful learning. Maka itu, tujuan belajar menjadi faktor utama dalam meaningful learning.

Prinsip Teori Belajar Ausubel

Untuk menerapkan menaningful learning sebagaimana konsep teori belajar ausubel, para guru perlu memperhatikan beberapa prinsip.

Berikut adalah beberapa prinsip dalam teori belajar Ausubel:

  • Presentation of advance organizer: penyajian materi pendahuluan yang berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru. Guru perlu mengarahkan murid mengetahui dasar materi yang akan dipelajari dan mengingatkan materi sebelumnya saat akan menyampaikan pengetahuan baru.
  • Presentation of learning task or material: penyajian materi sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa dan relevan dengan materi pendahuluan.
  • Strengthening cognitive organization, yaitu penguatan organisasi kognitif dengan cara mengulang, mengklarifikasi, memberi contoh, dan mengintegrasikan materi pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah ada.

Agar bisa menerapkan Meaningfull Learning atau belajar bermakna, guru juga disarankan menjalankan sejumlah langkah berikut:

  • Terima keadaan peserta didik sebagaimana adanya.
  • Kenali dan kembangkan kemampuan berpikir murid melalui penemuannya terhadap diri mereka sendiri.
  • Gunakan sumber belajar yang mungkin diakses, dipilih, dan dimanfaatkan murid.
  • Terapkan pendekatan inquiry-discovery (memahami konsep, arti, dan hubungan konsep untuk sampai pada suatu kesimpulan melalui proses intuitif/mental).
  • Tekankan pentingnya pendekatan fokus pada diri sendiri.
  • Biarkan peserta didik mengambil tanggung jawab secara mandiri untuk mencapai tujuan belajarnya.

Contoh Meaningful Learning

Meaningful learning atau belajar bermakna adalah proses belajar yang melibatkan unsur pemahaman dan pengorganisasian materi secara logis dan sistematis.

Teori belajar Ausubel dapat membantu peserta didik belajar secara efektif dan mendalam. Sebab, teori ini mendorong murid menghargai pengetahuan awal untuk mengembangkan pengetahuan baru yang bermakna dan terstruktur.

Teori belajar Ausubel dapat membantu guru untuk menyusun dan menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

Berikut ini adalah contoh praktik teori belajar ausubel dan penerapan meaningful learning dalam pembelajaran IPA yang terkait dengan tema cahaya:

  • Guru menyajikan materi pendahuluan tentang sifat-sifat cahaya (pantulan, pembiasan, pemantulan, dan dispersi).
  • Materi di atas berfungsi sebagai advance organizer yang membantu peserta didik di kelas menghubungkan informasi yang sudah mereka miliki tentang cahaya dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan oleh guru.
  • Guru menyajikan materi pembelajaran tentang spektrum cahaya, yaitu penguraian cahaya putih menjadi tujuh warna pelangi ketika melewati prisma.
  • Materi tersebut perlu dipastikan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa dan relevan dengan materi pendahuluan.
  • Guru memperkuat organisasi kognitif peserta didiknya dengan cara mengulang, mengklarifikasi, memberi contoh, dan mengintegrasikan materi pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah ada.
  • Untuk melaksanakan tahap penguatan organisasi kognitif peserta didik, guru dapat menunjukkan percobaan sederhana menggunakan prisma dan sumber cahaya putih, lalu menjelaskan bagaimana cahaya putih terurai menjadi tujuh warna pelangi.
  • Guru juga perlu menjelaskan hubungan antara spektrum cahaya dengan fenomena alam seperti pelangi, matahari terbit, dan matahari terbenam.
  • Dengan langkah-langkah di atas, diharapkan peserta didik belajar secara bermakna, sehingga mampu memahami dan mengorganisasikan materi IPA tentang cahaya sekaligus mengaplikasikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga artikel terkait TEORI BELAJAR atau tulisan lainnya dari Aisyah Yuri Oktavania

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Aisyah Yuri Oktavania
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Addi M Idhom