Menuju konten utama

Macam-macam Metode Pembelajaran di Sekolah yang Cocok untuk Anak

Apa beda sekolah montessori sentra, sekolah inklusi, sekolah karakter, sekolah alam, sekolah terpadu, dan sekolah internasional?

Macam-macam Metode Pembelajaran di Sekolah yang Cocok untuk Anak
Ilustrasi Sekolah. foto/IStockphoto

tirto.id - Memilih sekolah dengan metode pembelajaran yang cocok untuk anak penting dilakukan agar anak lebih optimal dalam belajar.

Apalagi saat ini pendaftaran sekolah tahun ajaran baru 2023/2024 segera dibuka. Sehingga, bagi orang tua yang sedang mencari sekolah untuk sang buah hati, direkomendasikan untuk memilih sekolah dengan metode pembelajaran yang cocok untuk anak.

Indrawati dalam bukunya berjudul Metode Pembelajaran menjelaskan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Terdapat macam-macam metode pembelajaran yang ada di sekolah Indonesia mulai dari montessori sentra, sekolah inklusi, sekolah karakter, sekolah alam, sekolah terpadu, dan sekolah internasional.

Macam-Macam Jenis Sekolah dan Metode Pembelajaran

Berikut ini adalah macam-macam metode pembelajaran yang perlu orang tua ketahui sebelum menentukan pilihan sekolah untuk si buah hati, meliputi:

1. Montessori sentra

Metode pembelajaran montessori sentra dinamakan sesuai dengan nama penggagasnya yaitu Dokter Maria Montessori pada tahun 1907 yang membuka rumah anak untuk usia pra sekolah.

Dalam waktu satu tahun setelah menerapkan metode pendidikannya yang baru, banyak dari murid-muridnya yang dapat membaca, menulis, dan matematika dasar. Berita tentang keberhasilannya menyebar ke seluruh Eropa, dan metode montessori, yang kemudian dikenal di seluruh dunia.

Melansir laman Montessori Academy, hal yang paling dari metode Montessori adalah bagaimana anak belajar dengan lingkungan yang sudah dipersiapkan. Ini juga biasanya disebut dengan ruang kelas montessori.

Tidak seperti kelas pada umumnya kelas ini dipenuhi dengan materi pendidikan yang menghubungkan hasil pembelajaran dengan kebutuhan dan minat anak pada tahap perkembangan tertentu.

Setiap materi mengajarkan hasil belajar spesifik yang secara progresif membangun pengetahuan dan keterampilan anak-anak. Melalui pengulangan dan latihan, anak-anak menguasai lima bidang kurikulum montessori, yang meliputi, kehidupan praktis, sensori, matematika, bahasa, dan budaya.

Peran pendidik montessori dalam ruang ini adalah untuk mengamati apa yang membuat anak-anak tertarik, dan memperkenalkan mereka pada materi yang berkaitan dengan minat tersebut, sehingga pembelajaran selalu terarah dan menarik.

2. Sekolah inklusi

Sekolah inklusi merupakan salah satu bentuk pemerataan dan bentuk perwujudan pendidikan tanpa diskriminasi ketika anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya dapat memperoleh pendidikan yang sama.

Mengutip dari hasil riset dari Indah Permata Darma dan Binahayati Rusyidi pada tahun 2015 berjudul Pelaksanaan Sekolah Inklusi di Indonesia, pendidikan inklusi merupakan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dapat menerima pendidikan yang setara di kelas biasa bersama teman-teman usianya.

Selama ini anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel) disediakan fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok eksklusifisme bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus.

Penyelenggaraan sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus hendaknya menciptakan lingkungan yang menyenangkan, ramah dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa berkebutuhan khusus untuk mengenyam pendidikan yang layak sesuai dengan hak mereka.

3. Sekolah terpadu

Sekolah terpadu adalah sekolah-sekolah yang diselenggarakan berada dalam satu komplek dan di kelola secara terpadu baik dari aspek kurikulum, pembelajaran, guru, sarana dan sarana, managemen, dan evaluasi, sehingga menjadi sekolah yang efektif dan berkualitas.

Revika Niza Artiyana dkk menulis bahwa kualitas yang dimaksud adalah sekolah minimal memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya, meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian dan telah menyelenggarakan serta menghasilkan lulusan dengan ciri keinternasionalan.

Di samping itu, sekolah terpadu diharapkan mampu mengembangkan budaya sekolah dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian standar internasional dari berbagai aspek tersebut.

4. Sekolah alam

Sekolah alam adalah sekolah formal menggunakan konsep pendidikan, lingkungan belajar dan metode pembelajarannya melalui alam. Di sekolah alam, anak dikenalkan dan didekatkan dengan alam melalui kegiatan pembelajaran yang bernuansa alam.

Eva Rahmatin dalam penelitiannya berjudul Model Pembelajaran Sekolah Alam Ungaran (SAUNG) Desa Lorog Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, pelaksanaan atau proses pembelajaran sekolah berbasis alam dilakukan oleh guru, dengan cara mengambil sumber dari alam dan lingkungan sekitar sebagai bahan belajar peserta didiknya, kegiatan belajar lebih banyak dilakukan di luar kelas, namun tetap dengan menggunakan kurikulum dari Kementerian Pendidikan Nasional.

5. Sekolah internasional

Sesuai dengan namanya, sekolah internasional pada umumnya menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum internasional.

Hal yang paling menonjol pada sekolah internasonal adalah penggunaan bahasa pengantar yang menggunakan bahasa internasional atau bahasa Inggris.

Melansir laman Jakarta Multicultural School, kurikulum internasional yang biasa digunakan pada sekolah internasional terdiri dari empat jenis antara lain, Montessori, Cambridge International, International Baccalaureate, dan Singaporean Primary School Curriculum.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari