tirto.id - Bank Mandiri mengantisipasi penurunan kinerja bank pelat merah itu di tahun 2020 sebagai imbas restrukturisasi kredit. Sebab konsekuensi dari restrukturisasi, Mandiri akan mengalami penurunan pendapatan sebagai imbas tertundanya pembayaran.
Sementara itu, Mandiri juga harus menyiapkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang berpotensi naik. Dengan demikian, Mandiri saat ini tengah mengupayakan efisiensi terutama di pos internal yang masih bisa dihemat.
“Teman-teman harus mengerti itu konsekeunsi semua bank yang lakukan (restrukturisasi) turun (kinerja). Pendaptan turun, CKPN naik. Maka ada koreksi di kinerja akhir tahun itu sudah pasti untuk semua yang restrukturisasi,” ucap Direktur Keuangan dan Strategi Mandiri Silvano Winston Rumantir dalam konferensi pers virtual, Senin (8/6/2020).
Bank Mandiri telah menyetujui restrukturisasi kredit untuk 404 ribu debitur. Dari total itu, jumlah baki debetnya mencapai Rp99 triliun. Jumlah terbanyak dari permohonan yang disetujui berasal dari wholesale banking dengan nilai Rp51,6 triliun. Sisa Rp47,3 triliun berasal dari segmen ritel seperti UMKM hingga otomotif.
“Sampai 7 Juni 2020, kami sudah menyetujui total debitur yang mengikuti restrukturisasi sekitar 404 ribu debitur dengan baki debet Rp99 triliun,” ucap Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin dalam konferensi pers virtual, Senin (8/6/2020).
Di samping itu, realisasi debitur yang sudah melakukan restrukturisasi sampai 29 Mei 2020 mencapai 323 ribu debitur. Baki debetnya Rp60,8 triliun atau 8 persen dari total kredit Mandiri.
Dari total debitur yang di restrukturisasi, 72 persen di antaranya merupakan debitur segment UMKM dengan nilai sebesar Rp25,6 Triliun.
Siddik menyebutkan Mandiri masih akan melakukan antisipasi ke depannya. Tepatnya terkait keadaan debitur usai pandemi.
“Kami sedang mengkaji semua debitur yang direstrukturisasi. Credit card sampai corporate banking debitur mana saja yang setelah COVID-19 ada kemungkinan besar tidak bisa bangkit lagi usahanya,” ucap Siddik.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz