Menuju konten utama

Angka Kelahiran Cina Meningkat 17,87 Juta di Tahun 2016

Pada tahun 2016 Cina tercatat memiliki 17,86 juta anak baru lahir, angka tersebut naik sekitar 7,9 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka Kelahiran Cina Meningkat 17,87 Juta di Tahun 2016
Ilustrasi pelajar berpartisipasi ujian seni rupa dalam ujian seni rupa di Wuhan, Provinsi Hebei, Cina. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

tirto.id - Tahun lalu Cina tercatat sebagai negara dengan jumlah kelahiran tertinggi di abad ini, lonjakan tersebut terjadi setelah negara tersebut melonggarkan kebijakan pada 2015 mengenai keluarga berencana yang mengizinkan keluarga untuk diperbolehkan memiliki anak kedua.

Pada tahun 2016 Cina tercatat memiliki 17,86 juta anak baru lahir, angka tersebut naik sekitar 7,9 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Pejabat Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana (National Health and Family Planning Commission/NHFPC), Yang Wenzhuang mengatakan pada Minggu (22/1/2017) waktu setempat, dengan hampir setengah dari kelahiran baru itu terjadi di keluarga yang sudah memiliki satu anak.

Menurut China Daily, angka tersebut meningkat 1,31 juta dibandingkan dengan 2015.

Lebih lanjut Yang mengatakan, proporsi bayi yang lahir dari orangtua yang sudah memiliki satu anak naik dari sekitar 30 persen pada 2013 menjadi 45 persen pada 2016.

Menurut statistik sebelumnya, angka kelahiran tersebut baru berkonsentrasi di paruh pertama tahun ini sebelum kebijakan tersebut menimbulkan dampak. Selain itu, 2016 adalah tahun monyet yang dianggap sebagai tahun lahir yang memiliki harapan baik.

Sejak akhir 1970-an, Cina mulai memperketat aturan yang membatasi sebagian besar pasangan untuk memiliki satu anak saja, dengan ancaman akan mendapat denda dan bahkan dipaksa melakukan aborsi, jika melanggar aturan tersebut.

Menurut laporan Antara yang dikutip dari AFP, Cina melonggarkan larangan untuk "kebijakan satu anak" lebih dari satu pada tahun lalu sebagai respons terhadap kekhawatiran mengenai populasi yang mulai menua dan turunnya jumlah tenaga kerja.

Baca juga artikel terkait CINA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto