tirto.id - Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais mengaku pihaknya memiliki data soal daftar pemilih tetap (DPT).
“Kami punya tim IT dan tim data scientist yang sudah membedah DPT dari Komisi Pemilihan Umum (KPU),” kata dia di depan kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2019).
Amien berharap perkara data 17,5 juta pemilih dalam DPT yang diduga invalid dapat diselesaikan. Besok pihaknya akan menyambangi kantor KPU guna menuntaskan perkara tersebut.
“Besok kami akan ketemu KPU, mungkin juga Menteri Dalam Negeri dan lain-lain. Tolong yang tidak jelas [DPT invalid] dihilangkan supaya pemilu menjadi betul-betul transparan," jelas Amien.
Bekas Ketua MPR ini menambahkan jika perkara itu kelar maka tidak akan terjadi cekcok bahkan tidak perlu penyelesaian sengketa pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Pemenang akan menang cantik, yang kalah juga pasti menerima,” ujar dia.
Amien menambahkan selaku anak bangsa yang peduli dengan demokrasi maka ia berpesan kepada KPU dan Kemendagri untuk bekerja sebaik-baiknya.
“Kalau misalnya tim kami bisa membuktikan ada kecurangan yang sistematis, terukur dan masih disengaja, maka kami tidak akan ke Mahkamah Konstitusi lagi, kami langsung people power,” tegas Amien.
Ia mengingatkan kepada siapa pun, tidak boleh ada setetes darah yang tumpah akibat kecurangan. Selain itu, Amien menegaskan pada petahana maupun pemerintah, juga kepada yang sudah menantang pihaknya kalau semua bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Tapi jangan sampai mengandalkan kecurangan, tidak boleh,” kata pria kelahiran Surakarta itu.
Kasus ini bermula ketika Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menyambangi KPU untuk mengadukan temuan adanya 17,5 juta DPT tersebut.
Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo mengatakan data pemilih tak wajar yang ditemukan tersebut didapat berdasarkan penyisiran Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan Kedua (DPTHB2) oleh tim IT BPN.
"Menurut kami juga tim IT kami, masih ada masalah sejumlah nama kurang lebih 17 juta 500 ribu nama, itu minimal. Itu dianggap ganda bisa juga dinilai invalid," ujar Hashim di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
BPN mencatat ada 17.553.708 data pemilih mencurigakan itu ditinjau dari kesamaan tanggal lahir. Adik Prabowo Subianto itu merinci sebanyak 9.817.003 pemilih tercatat lahir pada tanggal 1 Juli, 5.377.401 lahir pada 31 Desember dan 2.359.304 lahir di 1 Januari.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dipna Videlia Putsanra