Menuju konten utama

Aliran Modal Asing ke SBN Capai US$1,7 Miliar per 16 Juni 2025

BI nilai peningkatan inflow didorong oleh prospek ekonomi RI yang solid, imbal hasil menarik, dan meredanya ketidakpastian global.

Aliran Modal Asing ke SBN Capai US$1,7 Miliar per 16 Juni 2025
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu (20/11/2024). RDG BI pada 19-20 November 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-rate sebesar 6,00 persen, suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.

tirto.id - Aliran masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) terus mengalir pada kuartal II-2025, dengan catatan net inflow mencapai 1,7 miliar dolar AS per 16 Juni 2025.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, peningkatan ini didorong oleh prospek ekonomi Indonesia yang solid, imbal hasil menarik, dan meredanya ketidakpastian global.

"Aliran masuk modal asing ke instrumen portofolio domestik, terutama SBN, terus berlanjut sejalan dengan prospek perekonomian Indonesia yang tetap baik,” katanya dalam konferensi pers usai RDG BI, Rabu (18/6/2025).

Menurutnya, peningkatan aliran modal asing ini turut memperkuat ketahanan eksternal Indonesia, didukung oleh surplus neraca perdagangan April 2025 sebesar 0,2 miliar dolar AS, melanjutkan tren positif dari Maret 2025 yang sebesar 4,3 miliar dolar AS.

Di sisi lain, ekspor komoditas seperti minyak kelapa sawit (CPO), mesin listrik, besi baja, dan kimia organik menjadi pendorong utama.

Perry pun menerangkan, cadangan devisa Indonesia juga tetap kuat, berada di 152,5 miliar dolar AS per Mei 2025, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor.

“Atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” sambungnya.

Di sisi operasi moneter, instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menunjukkan kinerja signifikan dengan posisi Rp811,11 triliun per 16 Juni 2025.

Instrumen ini, bersama Sukuk Bank Indonesia (SVBI) dengan nilai 2,06 miliar dolar AS dan Sukuk Valuta Asing BI (SUVBI) 480 juta dolar AS, memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter.

“Strategi operasi moneter pro-market terus dioptimalkan untuk mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui kecukupan likuiditas,” ujarnya.

Tak hanya itu, untuk memperkuat ekspansi likuiditas, BI juga melakukan pembelian SBN di pasar sekunder. Per 17 Juni 2025, BI telah membeli SBN sebesar Rp123,3 triliun.

Perry memperinci, sebesar Rp87,04 triliun dibeli di pasar sekunder dan Rp32,29 triliun melalui pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan syariah.

Menurut Perry, dengan berbagai intervensi moneter yang dilakukan oleh BI ini telah membuat neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2025 secara keseluruhan tetap baik.

“Ini ditopang defisit transaksi berjalan yang diprakirakan lebih rendah dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari PDB dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut di tengah ketidakpastian global,” tuturnya.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana