tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kebutuhan pembiayaan tahun 2019 sudah terpenuhi. Hal ini menjadi alasan di balik pembatalan Surat Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang sedianya dilelang pada 3 dan 10 Desember 2019.
“Keseluruhan pembiayaan untuk 2019 sudah terpenuhi karena waktu itu sudah melakukan front loading dan berdasarkan estimasi defisit akhir tahun apa yang kami lelangkan selama ini sudah memenuhi. Jadi kami menghentikan surat utang negera (SUN),” ucap Sri Mulyani saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Kabar pembatalan ini awalnya diungkapkan Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan, Kamis (28/12/2019). Lelang SBN yang tersisa pun hanya yang terakhir dilakukan pada 19 November 2019 dan SBSN atau Sukuk pada 26 November 2019.
Sri Mulyani mengatakan pembatalan itu sudah melalui perhitungan pada estimasi defisit di akhir tahun. Di samping itu, pelelangan yang telah dilakukan sampai November 2019 juga dinilai cukup.
“Karena seluruh estimasi untuk pembiayaan tahun ini dari seluruh pembiayaan yang sudah dilakukan dalam 11 bulan ini, baik berasal dari market dalam dan luar negeri, dan pinjaman bilateral dan multilateral,” ucap Sri Mulyani.
Kemenkeu mencanangkan sampai akhir tahun 2019, defisit anggaran akan menyentuh 2,2 persen. Nilai ini dibuka dari target APBN yang hanya 1,84 persen karena merespons perlambatan ekonomi global.
Di sisi lain, penerbitan SBN pemerintah ternyata sudah melebihi pagu APBN yaitu di kisaran Rp457 triliun secara netto dari batas Rp388,6 triliun. Sementara itu, penerbitan SBN secara brutto hampir menyentuh target dengan angka Rp894 triliun dari Rp904,08 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz