Menuju konten utama

Alasan ACTA Laporkan Pertemuan Jokowi dan PSI di Istana Negara

ACTA menilai pertemuan Jokowi dan PSI maladministrasi.

Alasan ACTA Laporkan Pertemuan Jokowi dan PSI di Istana Negara
Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka bersama Ketua DPP Bidang Eksternal Tsamara Amany dan Caleg PSI Giring berfoto seusai menyerahkan berkas verifikasi di gedung KPU, Jakarta, Selasa (10/10/2017). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

tirto.id - Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) pada Senin (5/3/2018). ACTA menduga ada maladministrasi dalam pertemuan tersebut.

"Kami tidak melaporkan Pak Jokowi, kami melaporkan peristiwa maladmanistrasi, nanti yang menentukan siapa terlapornya pihak Ombudsman," kata Ali kepada Tirto, Senin (5/3/2018).

Pertemuan Grace sebagai Ketua Umum PSI dan Jokowi di Istana Negara menuai kritik. Kritik ini bukan soal pada pertemuan Jokowi dengan Ketua Partai, karena sebelumnya Jokowi juga sering menerima kunjungan pimpinan partai termasuk SBY, Muhaimin Iskandar, dan lainnya.

Kritik muncul karena ada pembahasan soal pemenangan Pilpres 2019. Menurut Ali, Istana Negara seharusnya digunakan untuk kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi.

"Istana Negara itu kan ranah pubik, bukan ranah privat artinya kalau mau bahas hal-hal yang sifatnya pribadi janganlah di Istana Negara," ujar Ali.

Dasar hukum pelaporan ACTA adalah Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia.

Dalam beleid itu disebutkan "maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang,menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan".

"Di situ kan jelas itu untuk wewenang segala macam. Yang kami laporkan itu adanya pembahasan terkait pribadi terkait pemenangan Pemilu di Istana Negara, itu yang kami laporkan," pungkas Ali.

Ketua Umum PSI, Grace Natalie mengaku membahas pemenangan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis (1/3/2018). Grace Natalie bersama Ketua II PSI Tsamara Amany dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyambangi Istana dan bertemu Presiden Jokowi.

Grace menawarkan kampanye media sosial untuk pemenangan Pilpres 2019 pada rapat bersama Jokowi. "Kami menawarkan untuk campaign creative di media sosial. Jadi kami siap memperkuat Pak Jokowi lewat sosial media," kata Grace di DPP PSI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/3/2018).

Grace mengungkapkan pertemuannya dengan Jokowi membahas calon wakil presiden Jokowi di Pilpres 2019. "Kemarin kami bilang untuk cawapres ikut bapak. Terserah siapa yang nyaman menurut bapak. Kami akan full support, seperti kami full support ke Pak Jokowi," ujar Grace.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra