tirto.id - Kepala Tim Komunikasi Politik Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong menduga dibalik peretasan akun pendukung Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ada motif playing victim. Hal itu ia ucapkan ketika menanggapi banyaknya kemungkinan motif dibalik peretasan akun itu.
Mulai dari mengetes kemampuan meretas, motif ekonomi untuk mendapatkan uang, maupun motif politis lantaran ingin menarik simpati sekaligus menjatuhkan calon yang ada.
Karena itu, sampai pelaku dan motifnya diungkap, Usman enggan menanggapi pertanyaan moderator tentang bilamana ada yang pihak yang mempermainkan isu peretasan ini.
“Maka mari kita dorong polisi untuk cepat menyelidiki kasus ini. Jadi yang jago nge-hack enggak jadi sasaran. Kan ada juga yang playing victim,victim game. Jadi kami tahan diri dulu,” ucap Usman dalam diskusi bertajuk “Musim Retas Jelang Pemilu” di d’consulate pada Sabtu (6/4).
Sejumlah kasus peretasan yang ramai diperbincangkan ini menimpa akun media sosial dan surel milik Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinadn Hutahaean.
Lalu kasus serupa juga yang dialami oleh Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat, Imelda Sari yang akun WhatsApp miliknya diretas.
Atas kasus ini pada 4 April 2019 kemarin polisi memastikan bahwa peretasan akun yang menimpa Ferdinand mulai dlselidiki kepolisian.
Di sisi lain anggota Direktorat Advokasi dan Hukum Badan Pemenagnan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Indra pun menampik tudingan itu. Menurutnya, tidak mungkin ada playing victim seperti yang dituduhkan TKN.
Sebab hal itu katanya dapat berdampak pada kredibilitas tokoh yang diretas. Lalu untuk membangunnya kembali kata Indra akan memakan waktu yang lama sehingga ia menampik bila kejadian ini ditujukan untuk menarik simpati publik.
“Kalau ada yang bilang narasi itu saya bilang itu picik. Kalau udah tergores itu gak mudah memulihkannya. Mereka kan gak bisa sembarangan menjaring simpati publik. Kami tegaskan ini bukan dari BPN. Kami duga ada orang-orang yang berkepentingan,” ucap Indra.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi