tirto.id - Komite National Academies of Sciences, Engineering and Medicine, dari Arizona State University menyatakan keberatan atas keputusan pelepasan nyamuk yang dimodifikasi secara genetis ke alam liar dalam rangka memerangi nyamuk penyebab malaria, zika, dan penyakit lainnya karena dapat menimbulkan masalah yang tidak diharapkan.
"Komite kami mendesak sikap hati-hati – masih banyak riset diperlukan untuk memahami konsekuensi ilmiah, etis, aturan dan sosial dari pelepasan nyamuk-nyamuk tersebut," kata profesor James Collins dari Arizona State University, yang turut mengepalai komite National Academies of Sciences, Engineering and Medicine seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/6/2016).
Komite tersebut tengah mempelajari modifikasi gen (gene drive) – sistem “perubahan gen turunan” yang membuat nyamuk dapat mewariskan sifat genetik dari induk kepada keturunannya. Dengan teknik modifikasi genetik terbaru, sejumlah perubahan bisa langsung menyebar ke dalam populasi via gene drive. Dengan demikian, peluang peningkatan perubahan gen juga semakin meluas.
"Riset awal menunjukkan gene drive yang dikembangkan di laboratorium bisa menyebarkan gen yang ditargetkan hingga hampir 100 persen dari populasi jamur, lalat buah atau nyamuk," kata sejumlah akademisi dalam siaran pers komite terbaru yang diumumkan pada Rabu, (8/6/2016).
Penemuan tersebut berpotensi digunakan untuk mengendalikan nyamuk liar sehingga mereka tidak bisa menyebarkan penyakit menular yang berakibat fatal seperti demam berdarah, malaria, dan virus zika.
Dalam bidang pertanian, gene drive bahkan bisa digunakan untuk mengendalikan hama perusak tanaman pangan. Akan tetapi, penemuan tersebut masih bisa menimbulkan konsekuensi kerusakan yang tidak diinginkan.
“Seperti kekacauan yang tidak diinginkan dari spesies non-target atau muncul spesies kedua yang lebih agresif dan tangguh,” ujar akademisi.
Dalam laporan para peneliti tertulis, tujuan penggunaan gen drive adalah untuk menyebarkan informasi genetik ke dalam populasi nyamuk secara cepat, untuk mengantisipasi dampaknya dan penting guna meminimalisir potensi konsekuensi tidak diinginkan.
Komite tersebut menolak keras pelepasan nyamuk modifikasi tersebut juga dikarenakan mereka menemukan bahwa aturan yang ada tidak memadai untuk mengkaji resiko percobaan organisme hasil modifikasi tersebut di lapangan.
"Hingga Mei 2016, tidak ada penilaian risiko ekologis yang dilakukan untuk organisme yang dimodifikasi secara genetis," jelas para akademisi.
Penulis: Mutaya Saroh & Mutaya Saroh
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara