tirto.id - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, menilai bahwa bergabungnya Basuki Tjahaja Purnama atau BTP ke PDI-P adalah langkah yang cukup tepat dan sudah dipertimbangkan dengan matang.
Sebab, ada kabar bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mendaftar sebagai kader PDIP di wilayah Bali. Hal ini, menurutnya, akan memperkuat soliditas PDI-P di Bali.
Terutama, kata dia, karena mayoritas warga Bali beragama non-muslim, dan tidak terpengaruh dengan track record Ahok sebagai mantan napi penistaan agama.
"Ahok harus dipuji kehati-hatiannya pada saat join ke PDIP. Yang dipilih justru Bali yang kontroversinya paling rendah. Itu menurut saya perhitungan yang cukup matang," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (9/2/2019).
Meski demikian, kata Hendri, Ahok sebaiknya fokus untuk memenangkan PDIP di pemilu legislatif. Sebab, terlalu beresiko jika dirinya ditempatkan sebagai tim pemenangan dalam kampanye Jokowi-Ma'ruf.
"Tapi kalau dampaknya ke Jokowi Maruf saya rasa Ahok harusnya fokus memperjuangkan ofkus untuk memenangkan PDIP di legislatif terutama di Bali di mana dia sempat mendaftar. PDIP juga tidak terlalu terburu-buru menempatkan Ahok di jajaran pengurus. Tidak seperti pada saat TGB diterima di Golkar dapat jabatan dan posisi yang baik," imbuhnya.
Apalagi, menurut Beni, masuknya kembali Ahok ke politik berpotensi menimbulkan kontroversi dan menggerus suara pemilih Jokowi-Ma'ruf, terutama karena pemilih muslim masih punya ingatan kolektif soal kasus penistaan agama bekas kader Gerindra tersebut.
"Jadi kalau buat Jokowi-Ma'ruf saya rasa pasti disimpan karena pasti kontroversi meluas. Terutama karena Jokowi belum bisa menyelesaikan residu politik di tahun 2017," ucapannya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri