Menuju konten utama

Agus Yudhoyono Tak Persoalkan Anggapan Sebagai Underdog

Agus Harimurti Yudhoyono Calon Gubernur DKI Jakarta menyatakan tidak masalah dengan anggapan sebagai “underdog” dalam Pilkada Jakarta 2017. Ia menganggap hal tersebut sebagai kritikan dan menjadi penyemangat.

Agus Yudhoyono Tak Persoalkan Anggapan Sebagai Underdog
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri) bersama bakal calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan (ketiga kiri) menghadiri rapat konsolidasi Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (5/10). Rapat tersebut guna memperteguh para pengurus partai dan relawan dalam rangka pemenangan pasangan Agus dan Sylviana dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Agus Harimurti Yudhoyono Calon Gubernur DKI Jakarta menyatakan tidak masalah dengan anggapan sebagai underdog dalam Pilkada Jakarta 2017. Ia menganggap hal tersebut sebagai kritikan dan menjadi penyemangat dirinya untuk mengejar ketertinggalan. Di samping itu, ia menolak untuk melakukan kontrak politik selama masa kampanye Pilkada.

"Ada yang mengatakan bahwa Agus tidak punya pengalaman, saya terima dan senang karena itu memacu untuk bisa kejar ketertinggalan," kata Agus dalam acara silaturahmi dengan para habib dan habaib di daerah Kalibata, Jakarta, Minggu, (9/10/2016).

Seperti dikutip dari kantor berita Antara, Agus mengaku senang kalau ada pihak yang meremehkannya untuk ikut berkompetisi dalam Pilkada Jakarta 2017, artinya dirinya harus memacu diri untuk meningkatkan kemampuan.

Ia menyampaikan kepada tim untuk bermental kuda hitam karena semakin tidak dianggap justru semakin bisa berbuat dan semangat mencapai hal-hal yang baik.

"Saya nyaman dengan itu karena semakin tidak dianggap, justru kami harus semakin berbuat, dan semangat untuk bisa mencapai hal-hal yang baik," ujarnya.

Agus mengatakan, sebagai anak pertama Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dirinya juga menanggapi banyaknya tudingan bahwa dia hanya memanfaatkan nama ayahnya.

Terkait hal itu, ia menegaskan tidak menggantungkan peluangnya untuk memenangkan Pilkada Jakarta 2017 hanya dengan modal dinasti politik SBY.

"Dinasti itu kerajaan yang diberikan turun temurun tanpa meminta persetujuan khalayak dan dengan sendirinya mendapat kekuasaan. Ini tidak, saya juga mengikuti prosesnya," katanya.

Dia menjelaskan, pengalamannya di dunia militer, adalah salah satu bukti bahwa dirinya tidak hanya sekedar mendompleng nama besar bapaknya.

Menurut dia, prinsip kepemimpinan di militer itu sifatnya universal dan sangat bisa dibawa atau diaplikasikan di dunia yang baru digelutinya yaitu politik dan birokrasi pemerintahan.

Berbeda dengan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Agus Yudhoyono menyatakan enggan mengobral janji melalui kontrak politik kepada masyarakat dalam masa kampanye. Hal itu akan dilakukannya apabila sudah terpilih sebagai Gubernur Jakarta.

"Saya tidak mau obral janji, bagi saya kontrak politik yang sah adalah ketika seorang dilantik menjadi pejabat publik dalam hal ini Gubernur Jakarta," katanya.

Ia menambahkan, di sisi lain segmen masyarakat Jakarta yang lain membutuhkan perhatian sehingga segala masalah harus dilihat secara komprehensif.

"Segala sesuatu masalah harus dilihat secara utuh dan komprehensif dan semua harus inklusif melibatkan semua pihak," ujarnya.

Dia mengatakan, ada kerawanan kalau kita melihatnya secara saparuh-separuh maka itu tidak hadirkan kebijakan yang komprehensif. Karena itu menurutnya, dirinya memilih untuk membuat kontrak politik ketika dilantik bukan saat ini sebelum pemilihan.

Dalam Pilkada DKI 2017 mendatang, Agus akan berpasangan dengan Sylviana Murni dan diusung empat partai yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan.

Baca juga artikel terkait CALON GUBERNUR DKI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh