Menuju konten utama

Ada Kerumunan di Wisma Atlet Pademangan, Pengelola Beri Penjelasan

Repatriasi 1.889 WNI ke tower karantina Wisma Atlet menimbulkan kerumunan terutama saat pembagian makanan.

Ada Kerumunan di Wisma Atlet Pademangan, Pengelola Beri Penjelasan
Sejumlah pekerja berjalan di kawasan Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/3/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Pemimpin satuan penanganan COVID-19 Armada Barat Laksamana Yudho Margono mengakui bahwa ada kejadian pasien berebutan makan dan tidak ada penerapan physical distancing di RS Wisma Atlet. Yudho mengatakan, petugas Wisma Atlet sempat melayani pasien yang turun mengambil makanan, tetapi pasien berebut untuk mengambil makanan.

"Kemarin mereka datang serempak 1.889 orang dalam satu Wisma Atlet yang di C2, di tower 9 Pademangan. Di sana karena banyak orang sudah kita layani tapi masih ada rebutan," kata Yudho usai pelantikannya sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Yudho pun langsung mengumpulkan jajarannya saat kejadian berlangsung pada awal pekan ini. Pria yang kini menjadi KSAL ini mendapat informasi kalau pembagian makanan seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya.

Mantan Panglima Komando Armada Barat ini menerangkan, prajuritnya sudah melayani pasien sejak operasi di Pulau Natuna, Sebaru, hingga pelaksanaan RS Wisma Atlet selama 3 bulan terakhir. Ia paham kalau ada satu-dua orang yang kemungkinan melanggar ketentuan dengan datang langsung mengambil makanan dan bergerombol.

Kini, Yudho mengklaim agar semua pasien menerima makanan dengan baik. Ia meminta maaf apabila ada personilnya yang akhirnya membuat pasien menjadi rebutan makanan. Pria alumni Angkatan Laut 1988 itu pun mengambil langkah dengan menambah personel untuk mencegah kejadian terulang.

"Kemarin sudah saya tambah pasukannya dan supaya diatur per lantai dan langsung kita kirim ke tiap-tiap lantai dan kita harapkan mereka punya kesadaran untuk disiplin diri," kata Yudho.

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengklaim telah mengambil langkah responsif terkait adanya laporan dari peserta karantina Tower 9 Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, mengenai kurang siapnya infrastruktur, baik dari sarana dan prasarana maupun pelayanannya.

Dalam hal ini, Gugus Tugas memastikan bahwa apa yang telah terjadi tersebut bersifat insidentil.

Berdasarkan laporan yang diterima Gugus Tugas dari Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M. Saleh, pada hari Sabtu (14/5) terjadi kedatangan para peserta karantina WNI yang kembali ke Tanah Air atau repatriasi yang terdiri dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga mahasiswa dari berbagai negara, melalui Bandara Soekarno Hatta dengan jumlah lebih dari 1.000 orang.

Sebelum melakukan karantina di Wisma Atlet, WNI telah mengikuti tahapan protokol kesehatan yang dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) meliputi skrining suhu tubuh, tes cepat (rapid test) dan pengisian formulir kesehatan.

Setibanya di kompleks Wisma Atlet, mereka langsung diarahkan untuk menghuni Tower 9 Wisma Atlet, yang merupakan wisma karantina, bukan rumah sakit.

Dalam hal ini tower tersebut memang sifatnya adalah cadangan, belum digunakan atau diaktifkan secara penuh.

"Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet," jelas Brigjen TNI M. Saleh melaui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Rabu (20/5/2020).

Sesuai kebijakan aturan yang telah dikeluarkan Pemerintah Indonesia, beberapa tower di kompleks Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet disiapkan sebagai lokasi karantina bagi Warga Negara Indonesia (WNI) repatriasi dari berbagai negara.

Terkait pengoperasian Wisma Atlet, ada beberapa tower yang memang belum dioperasikan dan bersifat antisipatif. Artinya tower baru akan diaktivasi ketika terjadi lonjakan peserta karantina, baik dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun pasien COVID-19.

Selain itu, Gugus Tugas juga mengakui bawa pada saat itu petugas dari TNI, dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas. Sehingga dalam hal ini diakui bahwa kesiapan belum seluruhnya maksimal.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Gugus Tugas Doni Monardo telah memberikan arahan kepada jajarannya dan unsur terkait untuk mengambil tindakan dengan melakukan peningkatan mulai dari sistem penerimaan, pengamanan, dukungan logistik, kesiapan fasilitas dan pemeriksaan laboratorium untuk uji sampel dan tes swab sampai dengan pengembalian atau pemulangan.

Menurut laporan Brigjen TNI M. Saleh, dalam kurun waktu kurang dari seminggu dioperasionalkan, terdapat 2.158 WNI repatriasi yang sudah masuk dan sedang menjalani karantina di wisma karantina, Tower 9 Wisma Atlet Kemayoran.

Data yang dihimpun sementara per tanggal 19 Mei 2020 pukul 14.00 WIB, pasien rawat inap di RS Darurat Wisma Atlet mencapai 1.167 yang terdiri dari 781 laki-laki dan 386 perempuan.

Sedangkan untuk pasien terkonfirmasi positif ada sebanyak 1.043 orang, ODP 89 dan PDP 35 orang. Kemudian untuk pasien keluar ada sebanyak 1.516 orang, dirujuk ke RS lain 99 orang, tidak rawat inap 928, pasien sembuh 1.414 dan meninggal 3 orang.

Baca juga artikel terkait WISMA ATLET atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri