tirto.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengaku diminta Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, betul-betul meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia. Menurutnya, permintaan Prabowo itu disampaikan ketika dirinya dilantik menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024) siang tadi.
"Dalam pelantikan tadi Pak Prabowo menyampaikan secara khusus kepada saya untuk sungguh-sungguh mengembangkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia," katanya saat acara Sertijab di Kantor Kemendibudirestek, Jakarta Pusat, Senin.
Ia berjanji akan melanjutkan warisan yang baik dari Mendikbudristek era Presiden Jokowi, Nadiem Makarim. Ia juga berjanji akan menggagas hal baru demi meningkatkan pendidikan di Indonesia.
"Kami akan melestarikan, menjaga hal-hal baik yang sudah ada selama ini. Dan kemudian mencoba menggagas hal-hal baru untuk meningkatkan kebaikan pendidikan nasional pada masa-masa berikutnya," tuturnya.
Abdul Mu’ti berkelakar nama kabinet Prabowo saat ini relevan dengan kementerian yang dipimpinnya. Sebab, merah putih selain warna bendera Indonesia, juga seragam anak-anak sekolah dasar.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, berjanji tak akan banyak mengubah apa yang telah dilakukan Nadiem selama menjabat Mendikbudristek. Sebab, dirinya dan jajaran menteri lain diminta Prabowo untuk melakukan kerja cepat.
"Saya akan melaksanakan yang telah diwariskan oleh Pak Nadiem Makarim, kemudian tidak ada perubahan, jalan terus supaya kontinuitas terjamin, pendidikan tidak boleh terganggu oleh adanya perubahan yang menyebabkan stagnasi atau kebingungan di antara pelaku-pelaku pendidikan, baik itu anak-anak maupun pendidiknya," kata Satryo.
Menurut Satryo, dirinya tak bisa melakukan perubahan tiba-tiba dengan konsep baru. Sebab, dikhawatirkan akan menimbulkan suatu kemunduran yang tidak bisa ditangani.
"Kami akan terus laksanakan, kami perbaiki terus ke depan dan di bidang saya mungkin yang saya sekarang paling khawatir," tuturnya.
Satryo membayangkan pada 2030 ihwal pekerjaan yang semuanya serba dilakukan teknologi. Pasalnya, perkembangan artificial intelligence (AI) saat ini berkembang pesat. Maka itu, jelas dia, saat ini harus mempersiapkan diri bagaimana pembelajaran untuk masa depan yang tidak pasti dan tidak menentu.
"Bagaimana kita bisa mengajar anak-anak kita sesuatu yang kita nggak tahu masa depan seperti apa," kata Satryo.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi