Menuju konten utama

6 Contoh Renungan Kamis Putih dan Sabtu Suci

Kamis Putih & Sabtu Suci adalah rangkaian dari Tri Hari Suci yang menjadi momen mengenang Perjamuan Terakhir serta menunggu akan kebangkitan Yesus Kristus.

6 Contoh Renungan Kamis Putih dan Sabtu Suci
Umat Katolik mengikuti Misa Kamis Putih di Gereja Santo Thomas Seyegan, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (14/4/2022). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/YU

tirto.id - Umat Katolik bisa menggunakan contoh renungan Kamis Putih dan contoh renungan Sabtu Suci ini untuk merenungkan momen Tri Hari Suci sebagai salah satu masa persiapan menyambut kebangkitan Yesus Kristus.

Tri Hari Suci sendiri merupakan salah satu tradisi sakral dalam tradisi Gereja Katolik. Tri Hari Suci ini menjadi peringatan dari inti iman Kristiani, yaitu sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Tri Hari Suci dalam Gereja Katolik dimulai pada Kamis Putih, lalu dilanjutkan dengan Jumat Agung dan puncaknya adalah pada Malam Paskah atau Sabtu Suci.

Dalam bahasa Latin, Tri Hari Suci disebut sebagai Triduum Paskah, berarti Tiga Hari Paskah. Kamis Putih menandai dimulainya Tri Hari Suci yang mengenang Perjamuan Terakhir Yesus bersama murid-muridnya. Sementara, Jumat Agung adalah perayaan mengenang penderitaan, dan kematian Yesus di kayu salib di Bukit Golgota.

Lalu, Sabtu Suci adalah masa hening di mana umat Katolik menantikan kebangkitan Yesus Kristus. Vigili Paskah atau Malam Paskah dirayakan sebagai puncak dari Tri hari Suci.

Kumpulan Renungan Kamis Putih

MISA KAMIS PUTIH DI KUPANG

Seorang biarawati membagikan hosti kepada umat Katolik yang mengikuti misa Kamis Putih di Gereja Santa Maria Asumpta, Kupang, NTT, Kamis (6/4/2023). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/tom.

Kamis Putih adalah awal dari Tri Hari Suci yang merayakan Perjamuan Terakhir Yesus dengan para muridnya. Kamis Putih sering juga disebut juga Kamis Suci atau Maundy Thursday.

Dalam Perjamuan Terakhir itu, Yesus juga membasuh kaki para murid yang menyimbolkan pelayanan dan kerendahhatian. Pada hari itu, Yesus juga memerintahkan para murid dan pengikut-Nya untuk melakukan hal yang sama kepada satu sama lain.

Untuk merenungkan perayaan Kamis Putih dengan lebih khusyuk, berikut ini sejumlah contoh renungan hari Kamis Putih yang bisa dijadikan referensi oleh umat Katolik yang ingin mengenang kembali peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus dengan para muridnya.

Pada Kamis Putih, Gereja Katolik biasanya memberikan renungan dari sejumlah bacaan. Salah satunya adalah berikut ini:

Bacaan dari Injil Yohanes 13: 1-15

Sebelum Hari Raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikian-lah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.

Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu, bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka bangun-lah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.

Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah nasi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Maka sampai-lah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?". Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak mengerti sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak."

Kata Petrus kepada-Nya, "Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!". Jawab Yesus, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku."

Kata Simon Petrus kepada-Nya, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!". Kata Yesus kepadanya, "Barangsiapa sudah mandi, cukup-lah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.

Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!". Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, "Tidak semua kamu bersih". Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu".

Dari berbagai bacaan yang bersumber dari Alkitab ada sejumlah renungan Kamis Putih yang dirujuk dari laman Komkat KWI dan Dehonian:

Contoh Pertama Renungan Malam Kamis Putih

Perayaan malam ini bukan sekedar perayaan kenangan perjamuan malam terakhir Yesus, tetapi perayaan syukur, perayaan iman, perayaan sukacita. Malam ini mengajak kita untuk menghadirkan kembali saat-saat akhir Yesus sebelum peristiwa penyerahan diri-Nya dan wafat secara tragis di kayu salib.

Kamis Putih adalah perayaan terhadap dua peristiwa yaitu, peristiwa Perjamuan Terakhir dan pembasuhan kaki para muridnya. Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir ini sebagai ungkapan keyakinan-Nya bahwa Kerajaan Allah sungguh akan datang dan akan dinikmati oleh para murid, meskipun harus melalui wafat-Nya di salib.

Yesus juga memberi arti yang sangat jelas dari Perjamuan Terakhir itu melalui Roti-Anggur. Yesus memberikan roti-anggur dan berkata, “inilah Aku!” Terimalah Aku yang besok wafat untuk mendatangkan pengampunan, Perjanjian Baru dan keselamatan”.

Dan seharusnya para rasul tidak hanya menerima, makan dan minum, tetapi mereka hendaknya menerima Yesus sedalam-dalamnya di lubuk hati mereka. Iman Petrus, salah satu murid Yesus, nyatanya juga tidak mendalam sebab malam itu ia akan lari dan menyangkal Yesus.

Seperti Petrus, kita pun terkadang menolak bahkan meninggalkan Dia. Maka merayakan perjamuan Tuhan malam ini menjadi wujud iman akan kebangkitan Kristus, dan harus lebih kuat daripada iman para rasul dalam Perjamuan Terakhir ketika itu.

Perjamuan malam inipun ditandai dengan pembasuhan kaki. Ini menjadi lambang dan pewartaan mengenai wafat-Nya. Melalui pembasuhan kaki ini, Yesus menegaskan bahwa Ia harus menjalankan tugas seorang hamba. Hamba yang merendahkan diri. Hamba yang melayani sampai tuntas, dan pelayanan-Nya tulus, putih, setulus dan seputih cinta-Nya.

Putih dan tulus pelayanan dan cinta-Nya itu hendak Ia wariskankan kepada para murid-Nya. Agar semua yang melayani, semua yang mau berkorban, kiranya meneladani Dia, dengan pelayanan yang tulus dan dengan cinta yang putih.

Semoga kita pun memiliki kerendahan hati dan hati yang putih. Semoga kita saling membasuh kaki satu sama lain, dengan cinta yang putih kepada Allah dan sesama, melalui pelayanan dan pengorbanan yang tulus seperti Yesus Kristus.

Contoh Kedua Renungan Katolik Kamis Putih

Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci merupakan sebuah rangkaian ibadat dan perayaan yang sangat meneguhkan iman, khususnya bila kita sungguh-sungguh melibatkan diri kita secara lahir dan batin.

Ada banyak pesan mendalam yang dapat dipetik dari Perayaan Kamis Putih atau Perayaan Perjamuan Malam Terakhir Tuhan ini, namun pada kesempatan ini kita hendak melihat dua pesan:

Perayaan Kamis Putih merupakan kenangan akan Allah yang melawat dan menyelamatkan umat-Nya. Dengan perayaan Kamis Putih, kita diajak menyusuri kembali sejarah keselamatan Allah dalam peziarahan hidup kita, baik sebagai persekutuan umat-Nya maupun sebagai pribadi yang dicintai-Nya.

Perayaan Kamis Putih mau mengenang pelayanan sampai tuntas Putra Allah. Hal itu disimbolkan oleh Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir-Nya dengan membasuh kaki para murid. Yesus mengatakan, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama dengan Aku” (Yoh. 13:8).

Tindakan membasuh atau mencium kaki adalah pekerjaan hamba atau pelayan yang harus membungkuk, merendahkan diri dan mengulurkan tangan. Kenangan ini mendesak kita untuk turut ambil bagian dalam hidup Allah, dengan berani secara total melayani dan memberikan hati untuk mencintai. Karena pada dasarnya keselamatan sejati tidak lain adalah ambil bagian dalam hidup Allah.

Kenangan akan Perjamuan Malam Terakhir Yesus melalui tindakan Yesus membasuh kaki para murid, menjadi tindakan menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaruan, kerendahan hati, dan keinginan untuk menjadi hamba yang mau melayani secara total. Mari kita masuk lebih mendalam dalam peziarahan iman kita, membangun relasi lebih dekat dengan Allah.

Contoh Ketiga Renungan Katolik Kamis Putih

Perayaan Kamis Putih menggambarkan apa yang terjadi dalam perjamuan kudus, salah satunya adalah Yesus membasuh kaki para murid. Semua murid mendapat perlakuan sama tanpa kecuali. Walaupun Yesus tahu ada salah satu muridnya yang akan mengkhianati-Nya.

Apa yang dilakukan Yesus tentu sangat mengherankan. Mengapa Dia tetap mau membungkukkan badan dan menyentuh kaki orang yang bakal menghantarkan-Nya pada ajal?

Dari sikap Yesus itu, bisa diambil pesan bahwa perbuatan berdasarkan cinta kasih yang berkenan di hadapan Tuhan adalah perbuatan welas asih yang benar-benar berdasar cinta kasih, bukan ego pribadi.

Dari peristiwa pembasuhan kaki itu, umat Katolik bisa meneladani sikap cinta kasih Yesus yang sudah melampaui berbagai batasan. Jika bukan cinta kasih tulus, maka Yesus tidak akan mau membasuh kaki para murid-Nya tanpa terkecuali. Cinta kasih-Nya sungguh tidak mengenal syarat.

Kumpulan Contoh Renungan Sabtu Suci

MISA MALAM PASKAH YOGYAKARTA

Umat katolik mengikuti misa malam paskah di Gereja Katholik Santo Thomas, Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (15/4). Misa malam paskah yang diikuti oleh ribuan umat katolik itu menjadi penghayatan kebangkitan Yesus. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/pras/17.

Setelah merayakan peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus dengan murid-muridnya di Kamis Putih, umat Katolik melanjutkan Tri Hari Suci dengan perayaan Jumat Agung dan Sabtu Suci.

Sabtu Suci dikenal juga sebagai Sabtu Sunyi atau Malam Paskah. Malam ini umat Katolik menantikan kebangkitan Yesus Kristus. Malam ini juga menandai akhir dari masa penderitaan dan permulaan harapan akan kebangkitan.

Untuk merenungkan sengsara dan wafat Yesus di kayu salib dan penantian akan peristiwa penyelamatan dengan kebangkitan Yesus Kristus, umat Katolik dianjurkan untuk melakukan renungan Sabtu Suci.

Berikut ini contoh renungan Sabtu Suci Katolik yang bisa dijadikan referensi untuk merenungkan momen penantian kebangkitan Yesus Kristus ini, sebagaimana dirangkum dari laman Komkat KWI dan Katedral Ruteng.

Sama seperti Kamis Putih, pada Sabtu Suci, Gereja Katolik juga memberikan sejumlah bacaan yang menjadi dasar perenungan. Salah satu bacaan tersebut adalah berikut ini:

Bacaan dari Injil Matius 28: 1-10

Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.

Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.

Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.

Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.

Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan -Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.

Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakan kepadamu."

Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.

Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu". Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.

Maka, kata Yesus, kepada mereka, "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku".

Contoh Pertama Renungan Sabtu Suci Katolik

Malam ini adalah malam penuh sukacita dengan upacara cahaya. Cahaya kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan kegelapan maut dan dosa. Cahaya yang menghalau segala macam kegelapan hidup manusia, entah dosa, derita, kegagalan, tak ada harapan, putus asa, hilang harapan dan sebagainya.

Malam ini kita bermandikan cahaya kebangkitan karena Kristus yang bangkit telah mengalahkan kegelapan hidup kita. Dia bangkit. Dia hidup. Dia yang hidup di antara orang-orang mati.

Perayaan malam ini mengajak kita untuk semakin menghayati peran Allah dalam seluruh hidup kita sebagai orang beriman. Allah pencipta dan pemilik kehidupan, memanggil kita untuk mengalami kebaikan dan kasih-Nya yang luar biasa. Kepada kita makhluk ciptaan-Nya yang paling istimewa diberi-Nya kuasa atas dunia dan segala isinya.

Dalam kejatuhan dan dosa, kita diajak untuk bangkit mengalami Allah yang penuh belaskasih, yang rela mengutus Putera-Nya menebus dan menyelamatkan kita. Dan seperti bangsa Israel yang dibebaskan dari perbudakan Mesir dan diselamatkan melewati laut merah, kita pun telah dibenamkan dan dibersihkan dalam air pembaptisan untuk mengalami karya keselamatan Allah.

Kristus bangkit, Kristus jaya, Kristus mulia. Dan dengan penuh sukacita kita merayakan malam ini dengan semangat baru, karena kita telah dibaharui, ditebus dan diselamatkan, menjadi baru, menjadi terang, cahaya bagi orang lain.

Contoh Kedua Renungan Sabtu Suci

Kematian Tuhan Yesus, yang terjadi akibat tindakan kekerasan dari orang-orang yang memusuhi-Nya, juga membawa kesedihan dan keputusasaan yang amat dalam di hati murid-murid-Nya, khususnya Maria Magdalena dan beberapa wanita yang lain.

Walau demikian, perempuan-perempuan ini tidak meninggalkan Yesus, mereka mengikuti dan menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus disiksa, disalib, dan mati. Maka tidak heran jika berita kebangkitan Tuhan Yesus untuk pertama kali disampaikan kepada Maria dan temannya.

Selain itu, juga ada rasul Yohanes yang dengan setia mengikuti penyaliban Tuhan Yesus. Sejak malam hari Yesus ditangkap sampai tubuh Tuhan Yesus diturunkan dari kayu salib, Yohanes tetap setia menemani Tuhan Yesus.

Kisah kebangkitan Tuhan Yesus adalah bukti dari kuasa Allah dalam hidup manusia, manusia tidak akan dapat mengkaji secara ilmiah bagaimana Yesus bisa bangkit dari kematian, dan bagaimana mungkin itu rekayasa karena disitupun ada tentara Romawi yang berjaga dan mereka ketakutan melihat kedatangan malaikat Tuhan.

Melalui peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus, kita diingatkan bahwa Tuhan itu hidup dan menggenapi semua Firman-Nya bahwa tiada yang mustahil di dalam Tuhan. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah motivasi dan dorongan buat umat Tuhan untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan.

Perkataan: “Janganlah takut”; “Salam bagimu”; “Pergi dan katakananlah...” adalah ungkapan motivasi dari Tuhan bahwa Allah telah bertindak dan berbuat dalam hidup kita, Tuhan memberikan pengharapan, Tuhan hadir dalam hidup dan memberikan kita petunjuk akan apa yang harus kita perbuat dalam hidup untuk mencapai kemenangan.

Contoh Ketiga Renungan Sabtu Suci Katolik

Hari ini Gereja Katolik berada dalam keheningan. Yesus telah wafat dan dimakamkan. Malam ini tidak ada perayaan Ekaristi, hanya penantian dalam doa dan pengharapan akan kebangkitan. Sabtu Suci mengajarkan kita arti kesetiaan dalam keheningan dan harapan yang teguh meskipun belum melihat terang kebangkitan.

Maria, Bunda Yesus, menjadi teladan iman. Dalam duka yang mendalam, Bunda Maria tetap percaya bahwa janji Allah akan digenapi. Sebagai umat-Nya yang percaya, kita diajak untuk meneladani Maria, untuk tetap setia, tetap percaya, bahkan ketika hidup terasa gelap dan penuh misteri.

Hari ini adalah hari menunggu. Menunggu dalam iman. Sebab fajar kebangkitan sudah dekat. Amin

ilustrasi Paskah

ilustrasi Paskah. FOTO/iStockphoto

Demikianlah sejumlah contoh renungan misa Kamis Putih dan renungan Sabtu Suci yang bisa digunakan oleh umat Katolik untuk mengenang kembali peristiwa sengsara dan kebangkitan Yesus Kristus. Berbagai renungan tuguran Kamis Putih dan Sabtu Suci ini bisa menjadi medium untuk memperkuat dan meneguhkan iman sebagai pengikut Yesus Kristus yang setia.

Baca juga artikel terkait PASKAH atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Edusains
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Lucia Dianawuri & Yulaika Ramadhani