tirto.id - Wabah baru virus Ebola yang mematikan kembali melanda Republik Demokratik Kongo (DRC), sebuah negara yang sudah berjuang melawan epidemi campak terbesar di dunia, serta virus Corona.
Kementerian kesehatan Kongo mengatakan, wabah Ebola baru telah menewaskan empat orang, termasuk seorang gadis berusia 15 tahun dan menginfeksi setidaknya dua orang lagi di Mbandaka, sebuah kota dengan 1,2 juta orang di sisi barat negara itu.
Seperti dilansir dari NY Timesyang mengutip pernyataan UNICEF, badan PBB untuk anak-anak, orang kelima meninggal dunia pada Senin (1/6/2020). Sementara dua pasien lainnya dirawat di unit isolasi rumah sakit kota.
Kurang dari dua bulan yang lalu, Kongo akan mendeklarasikan penghentian resmi epidemi Ebola di sisi timur negara itu yang telah berlangsung hampir dua tahun dan menewaskan lebih dari 2.275 orang.
Kemudian, setelah dua hari dinyatakan bebas dari Ebola, kasus baru ditemukan lagi, dan wabah tidak dapat dinyatakan selesai, tetapi para pejabat negara menyatakan, itu masih dalam tahap akhir.
Tidak jelas bagaimana Ebola muncul di Mbandaka, yang berjarak sekitar 750 mil sebelah barat dari wabah yang hampir musnah di tepi timur negara itu.
Fakta tentang Wabah Virus Ebola
Agar tak salah dalam mendeteksinya, berikut ini lima fakta yang harus diketahui tentang virus Ebola seperti dilansir dari Medical Daily:
1. Ebola sangat menular dan biasanya virus fatal ini mengarah ke gejala seperti flu dan pendarahan internal yang parah.
2. Gejala ebola termasuk demam, kelemahan hebat, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Muntah, diare, juga di antara gejala-gejala berikutnya.
3. Ebola memiliki masa inkubasi 21 hari. Virus Ebola bisa bertahan di tubuh seseorang selama tiga minggu sebelum ia menunjukkan gejala.
4. Pasien tidak menularkan virus ini sebelum diketahui ada gejala yang muncul.
5. Virus tertular melalui cairan tubuh, seperti darah.
Ebola menyebabkan demam, pendarahan, kelemahan dan sakit perut, dan membunuh sekitar setengah dari yang terinfeksi.
Wabah virus ini ditularkan melalui kontak dengan orang sakit atau mati atau hewan, dan dinamai untuk Sungai Ebola, di Kongo, di mana ia pertama kali diidentifikasi, pada tahun 1976.
Matshidiso Rebecca Moeti, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Afrika, menulis di Twitter bahwa meskipun wabah baru Ebola menimbulkan tantangan, WHO bersama kementerian kesehatan Kongo dan Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Afrika, siap untuk mengatasinya.
“Dengan setiap pengalaman, kami merespons lebih cepat dan lebih efektif,” tulis Dr. Moeti.
Sedangkan untuk kasus-kasus coronavirus di Kongo (sebelumnya dikenal sebagai Zaire) yang dilaporkan, sejauh ini sebagian besar berada di ibu kota, Kinshasa, juga di barat negara itu.
Kongo telah melaporkan 3.049 kasus virus korona, termasuk 71 kematian, tetapi pengujian terbatas, sehingga tidak mungkin untuk mengetahui skala sebenarnya dari wabah tersebut.
Lebih dari 350.000 orang telah terinfeksi campak di negara itu sejak Januari 2019, dan lebih dari 6.500 warga meninggal dunia.
Editor: Agung DH