tirto.id - Indonesia termasuk negara yang berisiko mengalami gempa megathrust. Gempa megathrust dimana saja dan bagaimana dampaknya?
Gempa megathrust adalah gempa bumi berskala besar yang bersumber di zona subduksi atau zona megathrust. Megathrust merupakan zona pertemuan dua lempeng tektonik bumi. Salah satu lempeng menyusup atau terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.
Proses terdorongnya lempeng ke bawah lempeng lain disebut sebagai subduksi. Proses ini dapat menyebabkan penumpukan energi yang sangat besar dan terjadi selama puluhan hingga ratusan tahun.
Pada saat penahanan energi sudah mencapai titik jenuh, kemudian terjadi pelepasan energi secara tiba-tiba hingga menyebabkan gempa besar yang disebut gempa megathrust. Gempa megathrust di mana?
Sumber gempa megathrust biasanya terjadi di bawah laut. Terdapat beberapa wilayah yang berpotensi mengalami gempa megathrust, khususnya Asia. Wilayah-wilayah tersebut antara lain Samudra Hindia, Palung Nankai Jepang, Palung Manila di Laut China Selatan, hingga kawasan Himalaya.
Tanda-Tanda Gempa Megathrust
Gempa megathrust 2024 ramai jadi perbincangan masyarakat, khususnya setelah gempa Megathrust Nankai mengguncang Pulau Kyushu, Jepang, pada tanggal 8 Agustus 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan imbauan terkait dampak gempa Megathrust Nankai. Berdasarkan sejarah, Megathrust Nankai pernah memicu gempa dahsyat yang menimbulkan tsunami.
Di sisi lain, gempa megathrust juga mengancam wilayah Indonesia. Gempa megathrust di Indonesia daerah mana saja? Indonesia diketahui memiliki sejumlah zona subduksi yang tersebar di beberapa wilayah. Di antaranya ialah sebagai berikut:
- Subduksi Sunda (Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba)
- Subduksi Banda
- Subduksi Lempeng Laut Maluku
- Subduksi Sulawesi
- Subduksi Lempeng Laut Filipina
- Subduksi Utara Papua.
Dampak megathrust tergolong besar karena gempa bersifat destruktif. Namun, BMKG menegaskan bahwa gempa jenis ini tidak bisa diprediksi secara pasti kapan terjadi.
Sama seperti gempa umumnya, tidak ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akan terjadi gempa dalam waktu dekat. Jadi, sampai saat ini tidak ada alat, teknologi, atau hal ilmiah lain yang bisa memprediksi waktu gempa secara tepat.
Satu-satunya yang bisa membuat masyarakat waspada adalah kesadaran bahwa Indonesia termasuk negara yang dikelilingi zona megathrust.
Zona megathrust dapat diketahui melalui sejumlah penelitian dan memang terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa suatu lokasi pernah mengalami gempa megathrust.
Earthquakes Canada menuliskan salah satu tanda adalah tenggelamnya pantai luar secara tiba-tiba dan mematikan vegetasi di sekitarnya. Gempa megathrust menyebabkan tanah longsor bawah laut dari landas kontinen ke laut dalam. Jika sampel dasar laut diteliti, endapan longsor hasil megathrust bisa dikenali.
Setelah mengetahui lokasi atau zona megathrust ditambah catatan sejarah gempa, para ahli bisa memperkirakan gempa besar akan terjadi lagi, walau tidak diketahui secara pasti kapan terjadi.
Dampak yang Terjadi dari Gempa Megathrust
Gempa megathrust muncul ketika terjadi pelepasan energi di zona subduksi. Energi yang dilepaskan gempa megathrust diperkirakan setara dengan energi dari 32.000 ribu bom nuklir Hiroshima.
Bagaimana dampak gempa megathrust di Indonesia? Berikut beberapa contoh dampaknya:
1. Kerusakan bangunan
Kekuatan gempa megathrust diperkirakan mencapai lebih dari 7-8 magnitudo dan durasi gempa biasanya lebih lama dari gempa biasa. Guncangan yang dihasilkan bisa menimbulkan kerusakan di daratan, seperti rumah, jembatan, dan bangunan lain yang roboh.
2. Tsunami
Pergerakan vertikal bawah laut akibat gempa megathrust berpotensi menimbulkan tsunami dahsyat.
Salah satu contoh dampak gempa megathrust pernah terjadi di wilayah Aceh pada 26 Desember 2004. Gempa megathrust berkekuatan 9,3 menyebabkan tsunami besar yang menyapu wilayah Aceh dan sekitarnya.
3. Korban jiwa
Bukan tidak mungkin gempa megathrust menelan banyak korban jiwa. Misalnya gempa megathrust yang menyebabkan tsunami Aceh 2004. Bencana ini tercatat menyebabkan 227.898 orang meninggal dunia, 45.752 orang dinyatakan hilang, dan 280.000 luka-luka.
4. Kerusakan lingkungan
Gempa megathrust berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Misalnya tanah longsor, kerusakan ekosistem, hingga pasokan air bersih berkurang.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani