Menuju konten utama

3 Perbedaan Low Impact dan High Impact, Lebih Baik Mana?

Olahraga low impact dan high impact sama-sama berguna menurunkan berat badan. Lantas apa perbedaan low impact dan high impact? Simak penjelasannya!
 

3 Perbedaan Low Impact dan High Impact, Lebih Baik Mana?
Ilustrasi Gerak Manusia saat berlari. foto/IStockphoto

tirto.id - Istilah low impact dan high impact dipakai oleh peneliti olahraga untuk mengklasifikasikan latihan berdasarkan dampaknya pada persendian. Kedua istilah ini juga sejak lama sudah dikenal oleh penyuka olahraga aerobik.

Memilih olahraga low impact atau high impact akan bergantung pada tujuan latihan serta kondisi fisik. Di sisi lain, keduanya sama-sama bermanfaat untuk mendukung kesehatan dan mengendalikan berat badan. Namun, ada beberapa perbedaan low impact dan high impact yang penting untuk diketahui sebelum memilihsalah satu dari keduanya.

Apa pengertian low impact dan high impact dan bagaimana perbedaan keduanya? Untuk lebih mengenal kedua jenis olahraga tersebut, simak penjelasan berikut!

Perbedaan Olahraga Low Impact dan High Impact

Perbedaan low impact dan high impact dapat dilihat dari beragam aspek. Selain dari segi definisi, keduanya juga berbeda tujuan, gerakan, hingga manfaat.

Apa perbedaan low impact dan high impact? Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Pengertian Olahraga Low Impact dan High Impact

Olahraga low impact adalah jenis latihan yang tidak terlalu banyak melibatkan pergerakan otot dan sendi. Dalam olahraga ini, salah satu kaki atau keduanya selalu menyentuh lantai selama sesi latihan. Contoh olahraga low impact termasuk berjalan, yoga, bersepeda, dan berenang.

Olahraga low impact cocok untuk semua kalangan karena gerakannya lebih lembut pada persendian dan otot. Selain itu, orang-orang yang memiliki risiko cedera tinggi juga lebih disarankan untuk melakukan jenis olahraga ini.

Sementara itu, olahraga high impact adalah jenis aktivitas fisik yang melibatkan kerja intensif otot kedua kaki, seperti melompat dan berlari cepat. Karena olahraga berintensitas tinggi ini membutuhkan kinerja otot yang lebih ekstra, gerakannya memberikan dampak besar pada persendian Anda.

Oleh karena itu, olahraga high impact sering dilakukan oleh para atlet untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi. Selain itu, olahraga high impact sangat cocok bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat, meningkatkan level latihan ke tingkat yang lebih sulit, dan mempersiapkan diri untuk pertandingan.

2. Gerakan Low Impact dan High Impact

a. Contoh Olahraga High Impact

Olahraga high impact melibatkan gerakan di mana kedua kaki terangkat dari tanah secara bersamaan, seperti dalam lompatan. Latihan berintensitas tinggi ini menawarkan hasil yang lebih cepat namun juga membawa risiko cedera yang lebih tinggi.

Untuk mengurangi resiko cedera, disarankan untuk melakukan latihan ini di bawah pengawasan pelatih profesional. Olahraga high impact memiliki risiko menyebabkan cedera dan masalah pada persendian.

Beberapa jenis latihan high impact meliputi:

(1). Tenis
Tenis adalah olahraga yang melibatkan seluruh gerakan tubuh, termasuk berlari, memperkuat tungkai, dan melakukan servis dengan tangan. Tenis dianggap sebagai olahraga high impact karena efektif dalam membantu penurunan berat badan secara sehat. Namun, karena risiko cedera yang tinggi, penting untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum bermain tenis.

(2). Berlari
Berlari adalah jenis olahraga high impact lainnya yang membantu membakar banyak kalori. Untuk pemula, durasi berlari bisa disesuaikan dengan kemampuan tubuh, tetapi idealnya berkisar antara 15–30 menit. Berlari dapat memperkuat otot tungkai dan sistem pernapasan, menjadikannya lebih kuat dan sehat.

Selain olahraga di atas, beberapa gerakan high impact yang bisa dilakukan tanpa alat adalah:

  • Burpee
  • Lompat katak
  • Berlari di tempat
  • Jumping jack
  • Side to side jumping lunges
  • Squat

b. Contoh Olahraga Low Impact

Berikut adalah beberapa olahraga low impact yang bisa Anda coba:

(1) Jalan Kaki
Jalan kaki adalah contoh sederhana dari gerakan low impact. Anda bisa memulai dengan berjalan lebih cepat selama dua menit, lalu memperlambat langkah selama dua menit. Ulangi metode ini enam kali tanpa berhenti, sehingga total waktu olahraga menjadi 24 menit.

(2) Berenang
Berenang adalah olahraga low impact karena air mengurangi beban pada persendian. Bagi Anda yang tidak bisa berenang, berjalan di dalam air juga bermanfaat untuk tubuh, seperti melatih kekuatan dan daya tahan tubuh.

(3) Senam Aerobik Intensitas Rendah
Instruktur senam aerobik biasanya memandu gerakan mudah dengan iringan musik berirama sedang. Gerakan ini melibatkan beberapa otot tubuh dan merangsang kerja jantung dengan intensitas ringan hingga sedang.

(4) Yoga
Yoga adalah olahraga low impact yang membakar kalori tanpa menyebabkan kelelahan berlebih. Beberapa gerakan yoga meningkatkan kelenturan tubuh, menguatkan otot, dan mengurangi stres.

Selain 4 contoh di atas, beberapa contoh gerakan low impact yang lainnya adalah pilates, bersepeda, spinning (mengayuh sepeda statis) hingga beberapa jenis dansa.

3. Manfaat Low Impact dan High Impact

a. Manfaat Olahraga High Impact

Olahraga high impact menawarkan berbagai manfaat karena aktivitas ini membutuhkan banyak energi dalam waktu singkat. Beberapa alasan mengapa orang memilih jenis olahraga ini antara lain:

(1) Membentuk Kepadatan Tulang
Manfaat pertama dari olahraga high impact adalah dampak positifnya pada kesehatan tulang Anda. Meskipun pada awalnya Anda mungkin merasa lelah atau mengalami nyeri otot karena intensitasnya yang tinggi, olahraga ini direkomendasikan jika Anda memiliki risiko cedera yang rendah, karena dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang.

(2) Mendapatkan Kebugaran Tubuh
Karena dampak besar yang diberikan, jenis olahraga ini tidak cocok untuk pemula atau mereka dengan risiko cedera tinggi. Olahraga high impact dipercaya dapat meningkatkan kebugaran jangka panjang dan membantu tubuh mencapai performa terbaiknya. Selain itu, olahraga intensitas tinggi ini juga mampu menjaga stabilitas, koordinasi, dan keseimbangan tubuh.

(3) Persiapan Jelang Kompetisi
Olahraga seperti tinju, basket, dan tenis mengharuskan atlet mempersiapkan kondisi tubuh terbaik mereka. Olahraga high impact sangat efisien bagi atlet yang memiliki waktu terbatas untuk persiapan menjelang hari pertandingan, membantu mereka mencapai performa tubuh yang optimal.

b. Manfaat Olahraga Low Impact

Berikut adalah beberapa manfaat dari olahraga low impact yang perlu Anda ketahui:

(1) Menurunkan Lemak Tubuh
Cara terbaik untuk menurunkan kadar lemak tubuh dan berat badan adalah dengan melakukan aktivitas fisik. Meskipun hasilnya tidak instan, aktivitas fisik juga membantu membangun otot dan mengurangi lemak jahat. Oleh karena itu, rutin melakukan olahraga low impact dapat membantu Anda mendapatkan postur tubuh yang lebih proporsional.

(2) Menjaga Tekanan Darah
Olahraga low impact sangat bermanfaat untuk penderita hipertensi dalam jangka panjang. Latihan ini dapat meningkatkan kesehatan dan daya tahan paru-paru, jantung, otot, dan persendian. Studi menunjukkan bahwa melakukan olahraga low impact tiga kali seminggu memberikan dampak positif bagi penderita hipertensi.

(3) Memiliki Risiko Cedera Rendah
Olahraga low impact memiliki risiko cedera yang rendah karena aktivitasnya tidak memberikan tekanan besar pada persendian dan otot. Karena sifatnya yang lembut pada persendian, jenis olahraga ini sangat cocok untuk lansia, ibu hamil, dan bahkan penderita nyeri sendi.

Untuk Diet, Pilih Low Impact atau High Impact?

Meskipun olahraga high impact dapat membakar lebih banyak kalori dan menurunkan persentase lemak lebih besar, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan.

Jika Anda siap melakukan olahraga high impact, tentu boleh saja. Namun, perlu diingat bahwa bukan hanya jenis latihan yang mempengaruhi pembakaran kalori, tetapi juga intensitasnya.

Olahraga low impact juga bisa membakar banyak kalori jika dilakukan dengan intensitas tinggi. Misalnya, bersepeda dengan kecepatan tinggi dalam waktu singkat dapat meningkatkan pembakaran kalori. Tubuh akan bekerja lebih keras dan membakar lebih banyak kalori saat bersepeda dengan usaha maksimal.

Bagi pemula, orang yang obesitas, atau yang memiliki masalah persendian, disarankan untuk memilih olahraga low impact. Dengan meningkatkan intensitas latihan, Anda tetap bisa membakar kalori lebih cepat dan menurunkan berat badan.

Baca juga artikel terkait LATIHAN FISIK atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - GWS
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Addi M Idhom