Menuju konten utama

296 Sapi di Agam Sumbar Terkonfirmasi PMK, Tiga Dilaporkan Mati

Ratusan ekor sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) itu tersebar di 12 dari 16 kecamatan di Agam, Sumatra Barat.

296 Sapi di Agam Sumbar Terkonfirmasi PMK, Tiga Dilaporkan Mati
Dokter hewan memeriksa kesehatan hewan sapi di tempat peternakan, Desa Besito, Gebog, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (12/5/2022). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.

tirto.id - Sebanyak 296 sapi di Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar), positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK). Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Farid Muslim mengatakan tiga sapi di antaranya mati.

"296 ekor sapi itu tersebar di 12 dari 16 kecamatan di Agam. Ini berdasarkan data perkembangan kasus harian PMK, Selasa (7/6/2022)," kata Farid dikutip dari Antara, Rabu (8/6/2022).

Farid merinci kasus PMK di Kecamatan Lubukbasung sebanyak 74 sapi, Tanjungmutiara 46 sapi, Tanjungraya 20 sapi, Palembayan 20 sapi, dan Ampeknagari 4 sapi.

Kemudian di Kecamatan Matur sebanyak 8 sapi, Ampekangkek 8 sapi, Malalak 5 sapi, Canduang 29 sapi, Banuhampu satu sapi, Kamangmagek 28 sapi, dan Tilatangkamang 10 sapi.

"Kecamatan Palupuh, Baso, Ampekkoto, dan Sungaipua tidak ditemukan PMK," kata dia.

Farid menambahkan tiga ekor sapi dilaporkan mati di Tanjungraya, Ampeknagari, dan Kamangmagek. Sapi yang mati itu berusia di bawah satu tahun.

"Sapi yang mati tidak mendapatkan asuransi," ujarnya.

Menurut Farid, total sapi yang suspek PMK sebanyak 506 sapi, sakit 270 sapi, sembuh 43 sapi, potongan paksa permintaan dari pemilik lima ekor dan populasi ternak yang terdampak 1.912 sapi.

Tim Unit Reaksi Cepat menyosialisasikan pencegahan agar sapi tidak mengidap PMK dan tidak menular ke sapi lain. Selain memantau dan mengawasi ternak di pasar, Pemkab Agam membentuk Satgas PMK untuk mengkoordinasikan pengendalian penyakit PMK di lapangan

Tim Unit Reaksi Cepat pada masing-masing Puskeswan bertugas menindaklanjuti laporan masyarakat terkait penyakit PMK, melaporkan setiap hari perkembangan kasus (suspek, konfirm, sakit, sembuh, mati dan potong paksa) dan memberikan vitamin ke sapi yang sakit atau terkonfirmasi PMK.

"Saat ini Tim URC masing-masing Puskeswan sudah bekerja maksimal dan laporan penyakit lebih awal akan mempercepat penyembuhan penyakit karena segera tertangani," kata Farid.

Baca juga artikel terkait WABAH PMK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan