Menuju konten utama

2.935 Rumah Rusak Akibat Gempa, BNPB: Korban Butuh Bantuan

Korban gempa membutuhkan bantuan hunian sementara, tenda, relawan untuk membersihkan material bangunan yang rusak, permakanan, trauma healing, tukang, bahan material bangunan.

2.935 Rumah Rusak Akibat Gempa, BNPB: Korban Butuh Bantuan
Warga melintas di depan rumah permanen berlantai dua yang ambruk akibat gempa bumi di Desa Gunung Sari, Jawa Barat, Sabtu (16/12). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id - Jumlah kerusakan rumah dan bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter di sejumlah wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta bagian selatan pada 15/12/2017 pukul 23:47 WIB terus bertambah. Data terakhir yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan ada 2.935 rumah rusak. Kerusakan terdapat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan daerah yang paling terdampak adalah di Jawa Barat.

"Berdasarkan data sementara pada Minggu (17/12/2017) pukul 14:30 WIB, dampak gempa menyebabkan 4 orang meninggal dunia, 11 orang luka berat, 25 orang luka ringan, 451 rumah rusak berat, 579 rumah rusak sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Minggu (17/12).

Selain rumah kerusakan juga terjadi pada sejumlah bangunan seperti 46 unit sekolah/madrasah, 38 unit tempat ibadah, 9 kantor, dan 4 rumah sakit dan puskesmas. Sebanyak 200 orang mengungsi di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis. Namun gempa tidak merusak sarana dan prasarana umum yang vital seperti jalan raya, jembatan, utilitas listrik, utilitas air minum, dan lainnya. "Pendataan masih dilakukan. Diperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah," ujar Sutopo.

Sutopo mengatkan korban meninggal ialah Hj. Dede Lutfi (60) warga Ciamis tertimpa bangunan, Masiah (55) warga Ciamis yang terkena serangan jantung saat gempa, Aminah (80) warga Kota Pekalongan tertimpa bangunan roboh, dan Fatimah (34) warga Bantul yang jatuh saat gempa dan meninggal di rumah sakit. "Korban meninggal telah dimakamkan. Pemerintah akan segera memberikan santunan duka cita," katanya.

Daerah yang paling parah mengalami kerusakan terdapat di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran. Daerah ini paling dekat dengan episentrum gempa sehingga intensitas gempa dirasakan V-VI MMI (sedang hingga kuat). Sutopo mengatakan bupati atau walikota di keempat daerah ini telah menetapkan status keadaan tanggap darurat penanganan gempabumi selama 7 hari terhitung sejak Sabtu (16/12) hingga Jumat (22/12) yang dapat diperpanjang sesuai dengan situasi di lapangan.

Di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 1.362 unit rumah rusak terdiri dari 192 rumah rusak berat, 76 rumah rusak sedang, dan 1.094 rumah rusak ringan. Di Kabupaten Ciamis terdapat 759 rumah rusak yang terdiri 117 rumah rusak berat, 239 rumah rusak sedang, dan 403 rumah rusak ringan. Sedangkan di Kabupaten Pangandaran terdapat 320 rumah rusak yang meliputi 60 rusak berat, 75 rusak sedang, dan 185 rusak ringan.

Penanganan darurat terus dilakukan. Kepala BNPB Willem Rampangilei telah melakukan rapat koordinasi dengan para kepala daerah, BPBD, kementerian sosial, dan aparat setempat di Tasikmalaya dan Ciamis. Empat prioritas yang perlu ditangani adalah penambahan bantuan logistik, perbaikan pemukiman yang rusak, bantuan pendanaan, dan perbaikan kerusakan sarana prasarana umum.

Bantuan logistik dari BNPB akan diberikan kepada daerah yang telah menetapkan tanggap darurat. BNPB menyerahkan dana siap pakai Rp 250 juta kepada 4 daerah yang telah menetapkan tanggap darurat untuk operasional selama masa tanggap darurat. Untuk perbaikan pemukiman yang rusak akan dipenuhi melalui bantuan stimulan dana dari BNPB dengan masing-masing daerah terlebih dahulu melakukan verifikasi yang valid secara “by name by address” dan di-SK-kan oleh Kepala Daerah masing-masing. "Langkah ini harus ditempuh sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta untuk menjamin terhadap kejelasan jumlah bantuan maupun siapa penerimanya," ujarnya.

Sutopo mengatakan aparat dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Kesehatan, SKPD, Tagana, PMI, relawan, NGO dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. Bantuan terus disalurkan. Bantuan mendesak yang diperlukan masyarakat saat ini menurutnya adalah hunian sementara (huntara), tenda, relawan untuk membersihkan material bangunan yang rusak, permakanan, trauma healing, tukang, bahan material bangunan, dan lainnya.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Jay Akbar
Penulis: Jay Akbar
Editor: Jay Akbar