tirto.id - Gerakan #20DetikCuciCorona sejak awal pandemi COVID-19 mengajak musisi Indonesia untuk mendonasikan lagu berdurasi 20 detik untuk menemani masyarakat mencuci tangan tanpa berhitung. 70 lagu hasil karya mereka dikumpulkan dalam playlist di beberapa platform digital dan diputar masyarakat.
Pada bulan Desember 2020 ini seluruh karya itu kemudian dikonversi ke dalam piringan hitam (vinyl) yang diserahkan secara simbolis kepada Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19, para tokoh budaya, dan beberapa museum di Indonesia.
"Salah satu cara mengedukasi masyarakat Indonesia adalah dengan menyentuh rasa mereka. Salah satunya lewat musik," ujar Dhani Hargo, salah satu inisiator gerakan #20DetikCuciCorona dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Kamis (3/12/2020).
Adapun seluruh rangkaian kampanye sosial yang dijalankan sejak April lalu ini dilakukan secara kolaboratif. Arya Gumilar, salah satu inisator gerakan #20DetikCuciCorona menjelaskan gerakan ini murni berangkat dari semangat gotong royong yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
"Gerakan ini turut dibantu oleh musisi Tanah Air, komunitas-komunitas daerah, dapat megatron gratis dari pengusaha daerah, video yang direkam supir truk, logo gerakan yang dibuatkan oleh pengusaha seprai, Mbah Budi, sampai produksi vinyl disponsori oleh SAC Indonesia dan BAYK, dan bahkan cetak cover-nya digratiskan oleh Sribu printing," jelas Arya.
Prof. Drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengapresiasi gerakan tersebut. Menurut Prof. Wiku, komunikasi melalui musik membuat pesan-pesan rumit menjadi lebih sederhana, membumi, dan menyenangkan.
"Semoga seluruh masyarakat yang memang sering mendengarkan musik dan lagu menjadi lebih mudah untuk memahami dan mempraktikkan cara cuci tangan dengan baik sehingga dapat terhindar dari virus corona," tambahnya.
Gerakan #20DetikCuciCorona lahir sebagai respons atas kepanikan masyarakat di awal pandemi: berebut hand sanitizer, cairan disinfektan, hingga menimbun masker. Padahal langkah paling dasar dan mudah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan adalah cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun.
Lain itu, karena istilah lockdown, physical distancing, flattening the curve yang beredar menambah kebingungan masyarakat. Kampanye sosial ini mencoba melakukan pendekatan komunikasi dengan pesan yang lebih sederhana, mengajak publik untuk mencuci tangan dan melibatkan karya-karya musik.
Playlist 20 Detik Cuci Corona sukses dimanfaatkan masyarakat untuk mengedukasi serta menemani mereka cuci tangan melawan Corona dan sudah diperdengarkan di beberapa fasilitas umum yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
Di antaranya, telah diputar di pasar-pasar tradisional, seperti Pasar di Pacitan dan Wonogiri. Playlist 20 Detik Cuci Corona juga digunakan oleh mobil sosialisasi di Jogja, dive center di Alor Kecil, pertokoan di Riau, Boyolali, Makassar, Jakarta, Kantor Pos di Maluku, dan Pos Jaga Militer di Papua.
---------------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH