tirto.id - Pendapatan PT Freeport Indonesia (PTFI) diprediksi menurun dari 4 miliar dolar AS pada 2018 jadi 1,25 miliar dolar AS pada 2019, akibat perubahan produksi dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah (underground).
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada 2019, pendapatan sebelum pajak, bunga dan depresiasi (EBITDA) PTFI diperkirakan hanya 1,25 miliar dolar AS, kemudian berangsur naik pada 2020 jadi 1,79 miliar dolar AS.
“Pendapatan PTFI bakal turun dari sekitar 4 miliar dolar AS jadi hanya sekitar 1 miliar dolar AS,” kata Budi saat berdiskusi di gedung Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Jalan Turi, Jakarta Selatan, Rabu (9/1/2019).
PT Inalum saat ini menjadi pemegang saham mayoritas PTFI. Menurut dia, EBITDA Freeport Indonesa 2018 tercatat 4 miliar dolar AS. Dia memperkirakan, produksi PTFI baru berangsur normal pada 2023, dimana EBITDA Freeport akan menyentuh angka 4,508 miliar dolar AS
Tajamnya penurunanya pendapatan berdampak pada laba bersih (deviden), dari 2,01 miliar dolar AS pada 2018 jadi 166 juta dolar AS pada 2019. Kemudian laba pada 2020 diprediksi mencapai 366 juta dolar AS di dan 870 juta dolar AS pada 2021. Laba Freeport diprediksi membaik pada 2023 berkisar 2 miliar dolar AS.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali