Menuju konten utama

2017: Tahun Kebangkitan Nintendo

Konsol hibrida bernama Nintendo Switch menjadi jimat mujur Nintendo untuk bangkit dari kerugian berkepanjangan.

2017: Tahun Kebangkitan Nintendo
Nintendo Switch. Doc. Istimewa

tirto.id - Kota London dipenuhi dengan berbagai tempat penghapus rasa bosan. Berbagai pertunjukan teater berhamburan di pusat Kota; misalnya di sekitaran Covent Garden atau sekitaran Leicester Square.

Jika itu tak cukup menarik atau kemahalan, berbagai museum dengan biaya masuk nol poundsterling - seperti British Museum, National History Museum, atau Imperial War Museums - juga selalu siap untuk dikunjungi. Namun, bagi Rani (23 tahun) - mahasiswa Indonesia di King’s College London - yang terpenting hari itu adalah bermain gim balapan Mario Kart di konsol terbaru miliknya: Nintendo Switch.

Ketika itu, London baru saja memasuki musim semi; angin dingin yang menusuk sudah tak separah musim dingin. Bersama temannya, Rani pun memutuskan untuk bermain di balkoni kafe King’s College yang menghadap langsung ke Sungai Thames. Delapan bulan setelah sore itu, ketika ia sudah kembali ke Indonesia, Rani masih aktif memainkan Nintendo Switch miliknya.

“Aku sampai sekarang masih main dengan religius, paling sedikit 5 hari seminggu dan paling tidak setengah jam untuk sekali main,” kata Rani kepada Tirto, Jumat (8/17). Menurut Rani, Nintendo Switch memberikan pengalaman bermain yang kaya sebagai sebuah mesin gim. “Aku bawa waktu aku ke SMA [saat reuni] terus main Mario Kart sama teman-teman. Terus Aku ke Bandung main Mario Kart dan Arms sama sepupuku,” tambah Rani.

Nintendo Switch, sebuah mesin gim dengan bentuk seperti tablet yang dilengkapi dengan joystick di kedua sisi ini mencoba menawarkan pengalaman bermain yang unik. Berbeda dengan Playstation 4 atau Xbox One, karena telah dilengkapi layar sendiri, Nintendo Switch dapat dimainkan tanpa televisi. Ia dapat menjadi perangkat gim portabel (seperti Gameboy/Playstation Portable) atau tetap dimainkan sebagai konsol rumahan.

Tak mengherankan, kata “Switch” sebagai nama memang memiliki makna yang literal. Karena bisa berganti dari konsol rumahan ke portable, perangkat ini bisa dimainkan ketika sedang dalam penerbangan, sekadar duduk di taman, atau bertemu teman-teman. Play anytime, anywhere, with anyone. Begitu kata Nintendo.

Nintendo Switch disematkan dengan harapan yang besar untuk membawa Nintendo bangkit dari kerugian sejak tahun 2012 karena kegagalan konsol gim Wii U di pasaran. Padahal, para pesaing, terutama Sony dengan Playstationn 4 andalannya, semakin mendominasi industri gim dunia. Untungnya, semenjak peluncuran pada 3 Maret 2017 , Nintendo Switch berhasil menjawab tantangan.

Angka penjualan Nintendo Switch untuk periode Maret - Oktober 2017 memang ciamik. Dikutip dari Wall Street Journal, per Oktober 2017, penjualan Switch secara global telah menyentuh angka sembilan juta unit. Maret 2018 nanti, Switch yang terjual diproyeksikan akan mencapai angka 16,7 juta unit. Sebagai perbandingan, konsol Nintendo sebelumnya yang disebut-sebut sebagai salah satu kegagalan besar Nintendo, Wii U, hanya terjual sebanyak 13,5 juta unit selama masa hidupnya dari tahun 2012 sampai pada awal Januari 2017 ketika produksinya dihentikan.

Angka penjualan yang tinggi juga berlaku untuk gim-gim andalan Nintendo Switch. Misalnya, The Legend of Zelda: BoTW telah terjual sebanyak 4 juta unit dan merupakan gim yang mendapatkan skor ulasan 97/100 dari situs agregator ulasan kritikus, Metacritic.

Tak hanya itu, gim Super Mario Odyssey yang baru dirilis akhir Oktober 2017 justru menjadi gim terlaris bulan tersebut untuk penjualan fisik. Gim klasik lain Nintendo, Mario Kart 8 Deluxe, menjadi gim Mario Kart dengan penjualan tercepat sepanjang masa. Gim ini terjual hampir setengah juta unit pada hari peluncurannya. Selain itu, ketiga gim ini berada di daftar 10 produk gim dengan penjualan terbaik retailer Amazon untuk wilayah Amerika Serikat.

Infografik Nintendo bangkit lagi

Larisnya penjualan konsol dan gim Nintendo Switch menjadi alasan yang kuat untuk mengatakan Nintendo telah bangkit di 2017. Diwartakan oleh Financial Times, Nintendo diproyeksikan akan membukukan keuntungan bersih sebesar 750 juta dolar AS untuk periode tahun fiskal Maret 2017 - Maret 2018.

Namun, strategi Nintendo bukan hanya lewat Switch, berbagai ekspansi bisnis dilakukan oleh perusahaan yang umurnya sudah lebih dari 100 tahun ini. Misalnya, Nintendo juga memutuskan untuk ikut terjun ke dalam arus tren gim untuk ponsel pintar. Pada 15 Desember 2016, Super Mario Run dirilis di Apple App Store. Data terbaru dari Nintendo menunjukkan Super Mario Run telah diunduh sebanyak 90 juta kali, walaupun belum mencapai titik keuntungan yang diharapkan.

Karena itu, strategi Nintendo untuk bangkit tidak hanya sampai di situ. Akhir September lalu, Nintendo kembali merilis Super NES Classic Edition yang merupakan konsol gim fenomenal tahun 1990-an. Bersenjatakan nostalgia gim-gim retro Kirby, Super Mario, dan Legend of Zelda, SNES Classic Edition laris manis di pasaran. Bersama dengan Nintendo Switch, konsol ini memuncaki posisi dua besar selama bulan Oktober 2017. Namun, Nintendo Switch tetap bukan teknologi yang sempurna. Misalnya, software sistem operasi Nintendo Switch dikritik karena Nintendo belum meluncurkan aplikasi streaming populer seperti Youtube atau Netflix. Ditambah lagi, aplikasi browser juga masih belum tersedia.

Terlepas dari itu, mampukah Nintendo mempertahankan momentum kebangkitannya?

Baca juga artikel terkait WAKTU LUANG atau tulisan lainnya dari Terry Muthahhari

tirto.id - Hobi
Reporter: Terry Muthahhari
Penulis: Terry Muthahhari
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti