tirto.id - Sebanyak 1.863.589 penduduk Kuba diungsikan akibat Badai Irma yang menerjang pulau tersebut pada awal September, di mana 11.689 orang di antaranya masih berada di tempat penampungan pemerintah.
Dalam data terbaru yang diungkap Dewan Pertahanan Nasional Kuba (CDN) pada Jumat (29/9/2017) waktu setempat juga disebutkan bahwa korban tewas hingga saat ini mencapai 10 orang.
Sebanyak 158.554 rumah rusak, termasuk 14.657 yang ambruk total dan 23.560 kehilangan atap, ketika badai tersebut menerjang negara pulau itu pada 7-10 September menurut pernyataan CDN yang disiarkan oleh harian resmi Granma dan dikutip kantor berita Xinhua.
Pemerintah telah mengumumkan akan memberikan 50 persen dana material pembangunan yang dijual kepada mereka yang rumahnya rusak total atau sebagian akibat bencana. Selain itu, pemerintah akan mensubsidi 50 persen biaya keperluan dasar seperti kasur, produk kesehatan, alat masak dan furnitur rumah.
Badai Irma juga praktis melumpuhkan pembangkit listrik nasional, terutama dua menara tegangan tinggi, lebih dari 3.600 tiang dan sebanyak 1.400 trafo, serta 2.000 kilometer kabel listrik dan 10 sub-stasiun.
Di sektor pertanian, kerusakan utama dialami peternakan unggas dan banyak pertanian. Sebanyak 338.000 hektare tanaman tebu dan 20 pabrik gula rusak.
Sektor pariwisata juga mengalami pukulan keras; beberapa hotel menderita rusak parah, tapi CDN melaporkan bahwa semua daerah pariwisata di negeri itu kembali normal.
Namun Badai Irma membantu Kuba dalam aspek penting. Setelah kemarau parah dan berkepanjangan selama lebih dari tiga tahun, Badai Irma membantu bendungan nasional mengumpulkan lebih dari 6.300 juta kubik meter air, setara dengan 68,4 persen kapasitas totalnya.
Badai itu dipandang sebagai badai paling kuat yang menerjang Kuba sejak 1935, demikian dikutip dari Antara.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan