tirto.id - Presiden Jokowi mengakui adanya percepatan mudik akibat kebijakan pemerintah dalam menghadapi Covid-19. Ia mengatakan, setidaknya ada 14 ribu penumpang dari 876 armada bus antar-provinsi sudah membawa pemudik dalam 8 hari terakhir.
Dalam rapat terbatas via teleconference dari Istana Kepresidenan, Bogor, Senin (30/3/2020), Presiden Jokowi mengaku telah menerima laporan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X tentang pergerakan mudik.
Ia mengatakan, status tanggap darurat Jakarta membuat masyarakat mudik hingga 14 ribu orang dalam 8 hari terakhir.
"Sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta telah terjadi percepatan arus mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju provinsi Jawa Barat, provinsi Jawa Tengah, prov DIY dan ke Jawa Timur dan selama 8 hari terakhir tercatat ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14 ribu penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY," kata Jokowi saat teleconference dari Bogor, Jawa Barat, Senin (30/3/2020).
Jokowi mengaku, jumlah tersebut masih belum termasuk pemudik lewat moda transportasi lain seperti kapal laut, pesawat terbang maupun kendaraan pribadi.
Mantan Wali Kota Solo ini menekankan pentingnya perlu pengaturan. Sebab, angka mudik pada tahun 2019 sangat besar. Arus mudik pada tahun 2019 lalu menyebabkan pergerakan manusia hingga 19,5 juta. Ia khawatir pergerakan orang sebanyak itu justru mengakibatkan penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin luas.
Oleh karena itu, Jokowi menekankan pemerintah kini berfokus untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan membatasi pergerakan orang. Ia meminta ada tindakan lebih tegas demi mencegah pergerakan masyarakat meski sudah ada imbauan untuk tidak mudik dari tokoh masyarakat maupun kepala daerah.
"Menurut saya imbauan-imbauan seperti itu juga belum cukup. Perlu langkah-langkah yang lebih tegas untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," tegas Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri