tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 14 jemaah Indonesia meninggal dunia hingga hari ke-28 operasional haji 2022. Dari jumlah itu, 12 jemaah haji meninggal karena penyakit jantung.
Berdasarkan data Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah per 27 Juni 2022, sebanyak 462 jemaah menjalani pemeriksaan rawat jalan dan 42 di antaranya terkait dengan kelainan jantung.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Tim Dokter KKHI Makkah, Mohammad Rizki Akbar menyebut tiga jenis kelainan jantung yang dialami oleh jemaah yang dirawat di KKHI Makkah--baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap--.
“Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” kata Rizky dilansir dari siaran pers Kemenkes RI, Selasa (28/6/2022).
Rizki memaparkan keluhan yang sering muncul pada kelompok pertama adalah sesak nafas, mudah lelah saat beraktivitas, atau biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki. Hal itu biasanya terjadi karena jemaah minum obat tidak teratur atau aktivitas ibadah fisik yang terlalu berat.
Kelompok kedua adalah pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Rizky mengatakan hal itu kemungkinan terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung.
Sedangkan kelompok ketiga adalah pasien yang datang dengan keluhan berdebar. “Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada irama jantungnya,” jelas Rizki.
Rizky menyarankan jemaah haji Indonesia yang memiliki faktor risiko jantung segera menyampaikan kepada petugas kesehatan saat muncul keluhan.
“Sehingga mereka bisa langsung lakukan evaluasi apakah ini terkait dengan perburukan kondisi ataukah tidak. Dengan demikian, kita bisa melakukan pelayanan pengobatan di KKHI,” imbuhnya.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan