tirto.id - Luka adalah kondisi saat sebagian jaringan tubuh mengalami kerusakan atau kehilangan akibat trauma benda tajam maupun tumpul, perubahan suhu, paparan zat kimia, ledakan sengatan listrik, dan lain sebagainya.
Dari segi proses terjadinya, penyebab luka muncul ialah terputusnya kontinuitas jaringan akibat kerusakan atau kehilangan substansi jaringan yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan. Luka dapat mencakup gangguan pada integritas jaringan epitel yang terjadi baik pada kulit, permukaan mukosa, atau organ tubuh.
Jenis luka dengan beragam penyebabnya pun bervariasi, mulai dari ringan hingga parah, kecil hingga besar, dangkal hingga dalam, tidak menular hingga terinfeksi. Selain itu, luka juga melibatkan berbagai mekanisme seperti luka bakar, memar, luka pisau, crush injury, luka tertusuk jarum, luka tembak dan masih banyak lagi.
Sebagian kasus luka di tubuh bisa segera pulih. Namun, ada juga beberapa kasus luka yang lama sembuhnya.
Mengutip artikel dalam Jurnal Kesehatan Unila Vol. 4, No. 2 (2020), luka yang bersifat akut, seperti abrasi ringan atau luka pisau idealnya dapat sembuh dalam waktu 2 sampai 3 pekan. Sementara itu, untuk luka kronis, seperti luka ulseratif atau luka bakar dalam, membutuhkan waktu penyembuhan luka lebih lama, bisa sekitar 4-6 minggu.
Di beberapa kasus, luka yang dialami seseorang tak kunjung sembuh setelah berminggu-minggu. Ada banyak penyebab luka lama sembuh seperti itu. Berikut ini penjelasannya.
Apa Penyebab Luka yang Tak Kunjung Sembuh?
Terdapat banyak jenis penyebab luka lama sembuh. Di antara penyebab luka tak kunjung sembuh adalah infeksi, sirkulasi darah yang buruk, diabetes, kekurangan nutrisi, dan lain sebagainya.
Namun yang perlu dicatat, apa pun penyebabnya, luka yang tak kunjung sembuh perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter atau tenaga medis.
Merujuk pada beberapa sumber, seperti Summa Health dan National Library of Medicine, berikut daftar 11 penyebab luka lama sembuh beserta penjelasannya:
1. Infeksi
Luka terbuka dapat memungkinkan bakteri masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut dapat menghentikan proses penyembuhan luka. Sebab, tubuh lebih berfokus melawan infeksi daripada menyembuhkan luka.
Tanda-tanda terjadinya infeksi pada luka meliputi kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan munculnya cairan bernanah. Untuk mengatasi infeksi, pengobatan antibiotik dibutuhkan.
2. Gangguan sirkulasi darah
Gangguan sirkulasi darah dapat memperlambat pengiriman sel-sel darah merah ke lokasi luka. Hal demikian akan memperpanjang waktu penyembuhan luka.
Sirkulasi darah yang buruk ini dapat terjadi karena kondisi seperti diabetes dan obesitas. Dalam kasus ini, mengangkat area luka (kulit atau daging membusuk) bisa meningkatkan sirkulasi darah. Rutin berolahraga juga bisa memperbaiki sirkulasi darah.
3. Diabetes
Kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes dapat melambatkan sirkulasi darah dan merugikan sistem kekebalan tubuh. Kondisi demikian juga meningkatkan risiko terjadinya infeksi sehingga luka tak kunjung sembuh.
Kerusakan saraf pada penderita diabetes juga dapat mengakibatkan ketidakmampuan si pasien merasakan sakit. Hal ini mungkin menyebabkan luka terabaikan.
4. Pembengkakan berlebihan
Pembengkakan bisa membatasi pasokan oksigen ke kulit dan menghambat penyembuhan luka. Terapi kompresi dapat membantu menghilangkan cairan yang berlebihan, membuka jalan untuk penyembuhan yang tepat.
5. Trauma berulang
Jika luka terus-menerus mendapatkan trauma atau tekanan, proses penyembuhan dapat terhambat, terutama jika tubuh tidak berubah posisinya secara teratur.
Orang-orang dengan risiko tinggi mengalami trauma berulang, seperti paraplegis atau pasien cedera sumsum tulang belakang, mengurangi risiko tersebut dapat dilakukan dengan melakukan perubahan posisi secara teratur dan menjalani aktivitas fisik yang sesuai.
6. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi, termasuk kehilangan protein dan asupan gizi, bisa menjadi penyebab luka lambat sembuhnya. Untuk kasus seperti ini, penyembuhan luka perlu dukungan dari peningkatan asupan karbohidrat, serta vitamin dan mineral tertentu antara lain vitamin A, B, C, D, zinc, dan iron untuk mengatasi proses peradangan dan sintesis kolagen.
7. Tubuh tidak terhidrasi dengan baik
Kekurangan hidrasi merupakan faktor yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Ketika tubuh mengalami kekurangan cairan, aliran darah ke area luka berkurang. Kondisi ini mengakibatkan penurunan pasokan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk penyembuhan luka.
Dampaknya adalah lambatnya proses penyembuhan luka. Oleh karena itu, memastikan asupan cairan yang cukup selama periode penyembuhan luka sangatlah penting.
8. Faktor usia
Faktor usia juga berperan dalam proses penyembuhan luka. Semakin bertambahnya usia seseorang, proses kesembuhan luka cenderung lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak atau dewasa sehat. Faktor usia ini menjadi salah satu alasan mengapa luka sulit untuk sembuh.
9. Penyakit kronis
Beberapa penyakit kronis lainnya, tidak hanya diabetes, juga bisa menjadi penyebab luka lama sembuh. Diabetes dapat memperlambat proses penyembuhan dengan membuat sel darah putih menjadi kurang efektif. Sementara penyakit kardiovaskular dan kondisi lain yang menyebabkan sirkulasi darah buruk juga dapat mempersulit tubuh Anda untuk mengirimkan oksigen, nutrisi, dan sel-sel reparatif ke area yang cedera.
Mengutip laman Vascular Institute of New York, kondisi kronis merupakan faktor utama dalam gangguan penyembuhan luka bagi banyak orang. Meskipun mekanisme yang berperan cenderung banyak dan beragam, sebagian besar penyakit yang menetap dapat menunda penyembuhan dengan mengganggu satu atau beberapa aspek respons sistem kekebalan tubuh.
10. Obesitas
Orang dengan berat badan berlebih atau obesitas mungkin mengalami penyembuhan luka yang lebih lama, atau bahkan komplikasi luka dan infeksi.
Kelebihan berat badan bisa memberikan tekanan lebih pada luka itu sendiri, yang secara efektif mengurangi jumlah nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk mendorong proses penyembuhan. Luka yang terjadi dalam lipatan kulit juga cenderung sembuh lebih lambat karena gesekan dan kerusakan jaringan yang terus menerus.
11. Gaya hidup buruk
Gaya hidup buruk, terutama merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol termasuk faktor yang bisa menjadi penyebab luka lama sembuh.
Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat menghambat penyembuhan luka karena menekan respons tubuh pada gejala inflamasi, sekaligus membatasi aliran darah, oksigen, nutrisi, dan sel-sel reparatif ke area yang terluka.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Addi M Idhom