Menuju konten utama

Profil Binus School Simprug & Fakta Dugaan Kasus Bullying

Profil Binus School Simprug termasuk alamat, biaya, dan kurikulum pendidikan. Simak fakta dugaan kasus bullying.

Profil Binus School Simprug & Fakta Dugaan Kasus Bullying
Ilustrasi sekolah. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Dugaan kasus bullying di SMA Binus School Simprug menjadi perhatian masyarakat. Simak profil Bina Nusantara (Binus) sebagai salah satu lembaga pendidikan yang cukup populer di Indonesia.

Seorang siswa berinisial RE mengaku telah menjadi korban perundungan di Binus School Simprug, Jakarta Selatan. RE katanya mengalami aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah siswa.

Keluarga RE lalu membawa kasus ini ke jalur hukum. Pihak Binus School Simprug ikut mengusut dan menyatakan telah memberikan sanksi tegas kepada siswa yang terlibat masalah tersebut.

Ironisnya, ini bukan pertama kalinya nama Binus terseret dalam kasus bullying. Pada awal 2024 lalu, kasus serupa juga pernah terjadi di Binus School Serpong Tangerang Selatan.

Kasus perundungan di Binus School Serpong diduga dialami siswa yang ingin menjadi anggota sebuah geng sekolah. Perundungan itu diklaim sebagai tradisi yang hanya dilakukan kepada anggota geng baru.

Profil Binus School Simprug

Bina Nusantara (Binus) merupakan lembaga pendidikan yang menaungi beberapa sekolah. Salah satunya adalah Binus School Simprug. Sekolah berdiri pada 1998 di Kemanggisan, tapi kemudian pindah ke Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. G-8 Jakarta Selatan pada tahun 2003.

Binus School Simprug mengadopsi sistem International Baccalaureate (IB). Ini merupakan kurikulum internasional dan sudah diakui secara global. Pada 2014, sekolah yang sama sudah mendapat nilai “A” untuk akreditasi Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK).

Binus School Simprug menawarkan tiga jenjang pendidikan. Di antaranya Primary Years Programme, Middle Years Programme, dan Diploma Programme. Paling akhir untuk jenjang yang lebih tinggi.

Binus School Simprug didukung pengajar profesional dengan berbagai fasilitas memadai dengan standar internasional. Misalnya ruang kelas yang besar, laboratorium komputer dan sains, dan perpustakaan. Kemudian ruang olahraga indoor, studio musik, hingga pusat pertunjukan seni.

Biaya masuk Binus School Simprug berbeda-beda dan tergantung jenjang pendidikan yang dipilih. Misalnya uang pendaftaran kelas Early Years (3-5 tahun) mencapai Rp16-39 juta. Biaya sekolah senilai Rp6,6 juta per bulan.

Sementara uang pendaftaran jenjang yang lebih tinggi seperti SMA (kelas 10-12) bisa mencapai Rp105 juta. Biaya pendidikan atau Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dikenakan tarif Rp8,7 juta per bulan.

Fakta Dugaan Kasus Bullying di Binus School Simprug

Berikut adalah beberapa fakta terkait dugaan kasus bullying di Binus School Simprug:

Dilaporkan Januari 2024

Kasus bullying Binus School Simprug ramai dibicarakan belakangan ini. Tapi, kasus tersebut sebenarnya sudah dilaporkan keluarga korban ke polisi pada 31 Januari 2024.

Antaranews memberitakan pihak korban sudah melaporkan empat nama dengan inisial K, L, C, dan K ke pihak berwajib. Kasus tercatat dalam Laporan Polisi Nomor STTLP/B/331/I/2024/SPKT/Polres Metro Jakarta Selatan/Polda Metro Jaya.

Korban siswa pindahan

RE selaku korban merupakan murid pindahan di Binus School Simprug. Ia sudah mendapatkan tindakan bully sejak pertama kali masuk sekolah.

RE mengaku sudah menerima perlakuan tidak menyenangkan dari para pelaku bullying sejak bulan pertama masuk sekolah, yaitu bulan November 2023. Puncaknya terjadi pada 30 Januari 2024 dan keluarga langsung melaporkan masalah ini ke polisi.

Mengadu ke DPR

Tak hanya melaporkan kasus ke polisi, RE juga hadir dalam rapat Komisi III DPR di Gedung MPR/DPR RI pada Selasa (17/9). RE didampingi kuasa hukum dan menceritakan masalah bullying yang menimpa dirinya.

Selain menceritakan kronologi kasus, RE juga menyatakan kekecewaan karena pihak sekolah dinilai sengaja seolah menutupi masalah. Menurut RE, tindakan bullying sebenarnya terekam kamera Closed-Circuit Television (CCTV), tapi sekolah katanya tidak pernah mengungkap isi CCTV tersebut.

Pelaku anak pejabat?

Menurut pengakuan RE, para pelaku sempat mengancam dirinya dengan membangga-banggakan status orang tua yang memiliki jabatan penting di pemerintahan.

"Elu jangan macam-macam sama kita. Elu mau nyaman sekolah di sini, elu mau bisa kita enggak bully di sini. Elu harus bisa ngelayanin kita semua. Elu tahu enggak bapak kita siapa? Dia bapaknya ketua partai. Bapak dia DPR. Bapak dia MK,” ujar RE ketika menirukan perkataan salah satu pelaku yang ternyata sahabat ketua kelompok yang melakukan bullying.

Bahkan, sahabat ketua geng itu mengaku sebagai anak ketua partai berinisial A. Meski demikian, sampai saat ini belum diketahui pasti identitas anak maupun orang tua pelaku.

Korban mengalami kekerasan fisik, verbal, dan pelecehan seksual

RE mengaku mengalami berbagai macam perundungan. Di antaranya verbal, fisik, hingga pelecehan seksual. RE mengungkapkan bahwa pelaku sering menertawakan, menyebut sebagai banci, hingga orang kampung bau sampah.

RE juga mengaku mendapat kekerasan fisik dan pelecehan seksual, seperti area sensitif yang dipegang para pelaku di hadapan murid-murid lain.

Binus membantah adanya bullying

Terkait pengakuan korban, pihak Binus School Simprug membantah adanya perundungan di sekolah. Melalui kuasa hukum, Binus School Simprug menegaskan bahwa antara RE dan pelaku bukan termasuk bullying, melainkan perselisihan/perkelahian biasa antar siswa.

Sekolah juga menyangkal adanya kekerasan fisik dan pelecehan seksual seperti yang diungkapkan RE. Mereka bilang tidak ada pengeroyokan, melainkan hanya perkelahian satu lawan satu yang terjadi atas kesepakatan bersama antar individu.

Sebanyak 8 siswa diskors

Binus School Simprug diketahui telah memberikan sanksi skors kepada 8 siswa yang diduga terlibat masalah yang diklaim sebagai perkelahian antar siswa.

Korban sebenarnya menginginkan agar para pelaku dikeluarkan atau di-drop out dari sekolah.Namun, Binus School Simprug tidak bisa langsung melakukan hal ini dengan berbagai pertimbangan.

Baca juga artikel terkait SEKOLAH atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani