Menuju konten utama

Yang Terjadi Saat Antrean Mengular di Stasiun KRL

Pihak KCI memprediksi pemeliharaan sistem tiket elektronik (e-Ticketing) akan selesai Senin siang sehingga bisa digunakan kembali pada sore harinya.

Yang Terjadi Saat Antrean Mengular di Stasiun KRL
Penumpang memadati Stasiun Manggarai, Jakarta. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengumumkan sedang melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik (e-Ticketing). Sehingga pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung.

Akibat pergantian sistem penjualan tiket KRL dari sistem e-ticketing ke pembelian tiket kertas Rp3.000 untuk satu kali perjalanan, antrean pengguna jasa KRL mengular di loket-loket penjualan tiket terjadi pada Senin (23/7/2018).

Di Stasiun Bekasi, misalnya, antrean sudah mengular selepas subuh dan memasuki puncak pada pukul 06.00, saat para penumpang hendak menuju Jakarta ke tempat kerja.

“Penumpang di pintu Selatan Stasiun Bekasi menumpuk. Sempat rusuh karena sebagian besar penumpang tidak tau ada tiket harian yang harus dibeli,” kata Arie Budiawati, penumpang KRL yang sehari-harinya bekerja di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, seperti dikutip Antara, Senin (23/7/2018).

Menurut Arie, calon penumpang yang biasanya sudah menggunakan kartu elektronik berlangganan KAI maupun e-money, seakan tidak terima dilayani dengan tiket konvensional terbuat dari kertas. “Ini mah kembali ke zaman dulu, tiket kertas. Bukan masalah tiket sih, tapi antreannya itu tidak tahan. Bisa terlambat ke kantor,” kata dia.

Hal yang sama juga dialami Hendra (27), warga Tangerang yang sehari-harinya bekerja di kawasan Jalan Tendean, Jakarta Selatan. Ia mengaku prihatin atas kejadian ini.

“Seharusnya KAI lebih profesional. Upgrade sistem tiket itu seharusnya cukup 1 x 24 jam. Padahal Sabtu dan Minggu [21-22 Juli] kan sudah ada waktu pake karcis kertas konvensional,” kata dia.

Di Stasiun Depok Lama, sebagian calon penumpang memutuskan untuk kembali pulang atau dengan menggunakan moda alternatif lainnya dikarenakan antrean panjang di loket pembelian tiket.

“Ada yang sampai pulang, tetangga aku tadi sekomplek,” kata salah satu penumpang KRL, Puteri Lenggogeni di Jakarta, seperti dikutip Antara, Senin (23/7/2018).

Puteri merupakan warga Depok yang bekerja di Jakarta Pusat dan setiap hari mengandalkan KRL untuk berangkat dan pulang kerja. Puteri mengaku dirinya juga sulit mendapatkan tiket karena antrean yang panjang hingga 500 meter mulai dari subuh.

“Antreannya sangat panjang, untung tubuh aku kecil jadi bisa selap-selip,” kata dia bercerita.

Dia menuturkan warga Depok sudah mengantisipasi perubahan sistem tiket tersebut dengan datang lebih awal di Stasiun Depok Lama karena informasi sudah tersebar di grup WhatsApp. “Aku sampai stasiun jam enam, cuma kata tetangga subuh ramai banget, karena orang udah antisipasi dari kemarin,” kata Putri.

Penjelasan Pihak KRL

Anrean panjang di loket ini sudah terjadi sejak Minggu kemarin (22/7/2018). VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, mengatakan masalah yang memicu antrean penumpang KRL itu terjadi karena sedang ada proses pembaruan dan pemeliharaan sistem pada perangkat tiket elektronik.

Eva mengklaim pemeliharaan sistem tiket elektronik itu berjalan sesuai jadwal untuk sebagian besar stasiun. Namun, di sebagian stasiun, proses itu terkendala waktu karena sempitnya rentang waktu saat KRL tidak beroperasi dan tidak ada transaksi tiket pengguna. Sehingga, sebagian perangkat Gate dan POS (point of sales) loket di beberapa stasiun masih dalam proses pemeliharaan dan belum dapat dioperasikan untuk melayani penumpang secara normal.

Menurut Eva, pekerjaan pemeliharaan sistem rutin dilakukan untuk menjaga performa perangkat tiket elektronik KRL Jabodetabek. Tetapi, skala pekerjaannya berbeda-beda.

Pembaruan dan pemeliharaan itu, menurut Eva, dilakukan agar perangkat tiket elektronik KRL tidak mudah mengalami gangguan. Sebab, kapasitas pelayanan sistem tiket elektronik KRL saat ini telah mencapai 1 juta transaksi per hari. Pada lima tahun lalu, sebagai perbandingan, sistem itu hanya mampu melayani 400 ribu transaksi per hari.

Eva memaparkan, saat ini, sistem tiket elektronik milik KCI mencakup 760 pintu elektronik, 233 Vending Machine, dan terhubung ke 79 Stasiun yang melayani KRL. “Proses kali ini merupakan upaya untuk membuat sistem ticketing semakin dapat diandalkan,” kata Eva.

Selama proses pemeliharaan sistem dilakukan, kata Eva, PT KCI juga telah menugaskan para karyawan dari berbagai tingkatan dan unit kerja untuk membantu pelayanan para pengguna di seluruh stasiun KRL.

Eva mengatakan, pemeliharaan sistem tiket elektronik diperkirakan selesai Senin siang ini. “[...] mudah-mudahan sesuai rencana siang ini sudah selesai sehingga secara bertahap pada beberapa stasiun sudah bisa lagi menggunakan tiket elektronik,” kata Eva, seperti dikutip Antara.

Menurut Eva, jika selesai Senin siang, maka target pulih secara keseluruhan pada 79 stasiun di Jabodetabek sudah bisa digunakan pada Senin sore (23/7). “Mudah-mudahan. Mohon doanya saja,” kata dia.

Baca juga artikel terkait KRL atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz