tirto.id - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan kelompok Muslim Cyber Army dan kelompok penyebar hoaks lainnya sebagai pengkhianat bangsa.
"Kalau negara sudah aman, arahnya benar, sudah menyelenggarakan Pilkada dengan baik, sudah mempersiapkan pemilu dengan baik, lalu dikacaukan, karena hanya ingin mengacau, hanya ingin pemerintah gagal, itu namanya kan pengkhianat," kata Wiranto (02/03/2018) di kantornya.
Menurut mantan ketua umum Partai Hanura ini, memasuki waktu Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilihan Presiden 2019, wajar jika tensi politik memanas. Namun, jangan sampai ada kelompok atau perorangan yang menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian.
Untuk itu, Wiranto mengimbau kepada aparat kepolisian untuk menindak tegas setiap kelompok yang menyebarkan kabar bohong dan ujaran kebencian tersebut.
"Saya minta pada aparat kepolisian, kejar! Tangkap! Hukum sekeras-kerasnya. Karena itu akan mengganggu kehidupan kita sebagai bangsa," kata Wiranto
Selain itu, Wiranto juga membantah bahwa pemerintah telah berlaku sewenang-wenang dalam memberantas hoaks dan ujaran kebencian. Menurutnya, selama ini pemerintah telah bersikap toleran. Namun, bukan berarti harus mengabaikan hukum yang berlaku.
"Jadi jangan kemudian mengadu adu seolah-olah pemerintah semena mena. Tidak, pemerintah sangat toleran. Toleran bukan berarti kita mengabaikan hukum," kata Wiranto.
Meskipun begitu, Wiranto tidak menjawab kala ditanya soal kelanjutan kasus Victor Laiskodat.
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri telah menangkap 14 anggota dan pengurus kelompok Muslim Cyber Army dengan tuduhan menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian baru-baru ini.
Saracen Cyber Team sebelumnya juga pernah diungkap oleh polisi dan yang terbaru Muslim Cyber Army (MCA) dalam setahun terakhir.
Pada kasus Saracen, motif pelaku menyebar hoaks adalah ekonomi. Sedangkan pada kasus MCA diduga punya motif kepentingan politik dan keuntungan ekonomi. Menurut pihak kepolisian, motif keuntungan ekonomi menjadi benang merah terhadap kedua kasus tersebut.
Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar mengatakan sosok penting dalam kelompok Muslim Cyber Army, Muhammad Luth, menerima dana dari pihak tertentu. Irwan meyakini ada pihak yang memberi bantuan modal kepada Luth dan kawan-kawannya. Namun, polisi masih tutup mulut siapa di balik penggalang dananya.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri