Menuju konten utama

Waskita Karya Restrukturisasi Utang Rp19,3 T dengan Lima Bank

Waskita Karya berhasil merestrukturisasi utang Rp19,3 triliun atau 65 persen dari total pinjaman. 

Waskita Karya Restrukturisasi Utang Rp19,3 T dengan Lima Bank
Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Bogor, Ciawi, Sukabumi (Bocimi) seksi I yang telah beroperasi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/1/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

tirto.id - Waskita Karya merestrukturasi utang setelah lima kreditur sepakat. Kelima kreditur adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJB).

Mereka menyepakati restrukturisasi pinjaman senilai Rp19,3 triliun. Nilai ini setara 65 persen dari total pinjaman Rp29,26 triliun dari seluruh kreditur perseroan.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, kesepakatan dengan lima kreditur ini akan menjadi perbaikan kondisi keuangan.

"Kami berharap agar kreditur lain juga dapat segera menyepakati dan mendukung proses restrukturisasi Waskita. Besar harapan kami bahwa implementasi dari perjanjian ini dapat segera dilaksanakan,” jelas dia dalam Perjanjian Pokok Transformasi Bisnis dan Restrukturisasi Keuangan, Jumat, (16/7/2021)

Menteri Keuangan Erick Thohir menjelaskan, restrukturisasi 65 persen adalah kepercayaan yang tidak boleh disia-siakan.

"Walau masih ada 35 persen lagi yang perlu diperjuangkan, ini menjadi katalis untuk mempercepat pulihnya Waskita Karya baik secara keuangan maupun bisnis. Juga untuk meningkatkan keyakinan dan optimisme dari kreditur lain, dan para mitra kerja," kata dia

Ia mengambil contoh pemulihan dan penyehatan di beberapa BUMN setelah restrukturisasi dan transformasi total, seperti di Krakatau Steel dan PTPN.

“Saya minta ini ditindaklanjuti dengan melanjutkan proses restrukturisasi, perbaiki landasan GCG, lakukan efisiensi dan transformasi besar-besaran, refocusing, dan jalankan divestasi aset-aset yang diperlukan. Yang penting, perbaikan jangan hanya dari sisi keuangan, tapi juga dari sisi manajemen, dari human capital-nya,” lanjut Erick.

Baca juga artikel terkait BUMN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali