tirto.id - Polisi menyatakan masyarakat di daerah Sugapa, Papua, mengungsi usai peristiwa baku tembak aparat dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beberapa hari terakhir. Namun, jumlah pengungsi belum diketahui secara pasti.
"Informasinya ada warga yang mengamankan diri di tempat-tempat ibadah dan rumah kepala kampung, maupun rumah sanak saudaranya. Namun, tidak ada data berapa jumlahnya dan kondisinya karena di luar kota Sugapa," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady saat dikonfirmasi reporter Tirto dari Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa menambahkan, penyerangan terakhir dilakukan KKB dengan menyerang Pos Keamanan Satgas Yonif 330/TD. Namun, saat dilakukan tembakan balasan, satu anggota KKB tewas.
“Benar, informasi dari laporan di lapangan menyatakan demikian, satu KSTP (KKB) atas nama Melkias Matani meninggal dunia dan dibawa lari anggota KSTP lainnya,” ujar Gusti dalam keterangan tertulis.
Dijelaskan Gusti, penyerangan KKB itu terjadi sejak 09.30 WIT kemarin. Kemudian, terjadi baku tembak hingga pukul 10.11 WIT.
KKB itu melakukan empat kali tembakan dari arah pemukiman masyarakat dengan jarak sekitar 200 meter. TNI melakukan tembakan balasan dengan gencar, sehingga terjadi kontak tembak hingga anggota KKB melarikan diri ke arah Gereja Pastoran dengan menyeret salah satu anggotanya yang terkena tembakan.
"Perintah YOSWA MAISENI sebagai Komandan perang Batalyon Wabu untuk segera menghilangkan jejak dari pengejaran Aparat TNI-Polri dengan membakar rumah warga," ungkap Gusti.
Ditambahkan Gusti, saat ini Aparat TNI-Polri tetap meningkatkan kewaspadaan untuk menciptakan keamanan masyarakat di wilayah Sugapa Intan Jaya. Sebab, rangkaian gangguan KKB telah terjadi sejak 19 Januari 2024.
Dari peristiwa penyerangan itu, korban dari aparat maupun KKB sudah banyak berjatuhan. Oleh karenanya, antisipasi gangguan selanjutnya terus dilakukan.
“Saat ini kita Aparat yang di lapangan telah mengantisipasi dengan meningkatkan kesiapsiagaan, jangan sampai aksi bakar-bakar terhadap fasilitas umum dilakukan KSTP,” ucap Gusti.
Di sisi lain, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyatakan bertanggung jawab atas penyerangan pos tersebut. Kendati demikian, dia membantah bahwa adanya korban dari pihak mereka sebagaimana disebutkan TNI-Polri.
Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadier general Undius Kogeya mengaku sudah lima kali dalam seminggu melakukan penyerangan. Kendati demikian, dia memastikan satu anggotanya yang terkena tembakan masih hidup dan baik-baik saja.
Dia juga membantah lima orang yang dinyatakan polisi telah ditembak mati adalah anggotanya. Menurut Undius, lima orang itu adalah masyarakat asli Papua.
"Dan perlu diketahui oleh semua pihak bahwa 5 orang yang di tembak Militer dan Polisi Indonesia itu adalah masyarakat civil orang asli Papua yang berasal dari Suku Moni," tutur Undius dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/1/2024).
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang