Menuju konten utama

Warga Kampung Ambon Yakin Ahok-Djarot Menang

Preferensi terhadap paslon 2 di daerah Kampung Ambon masih tak berubah dari Pilkada 2012 silam yang menunjukkan kemenangan Jokowi-Ahok.

Warga Kampung Ambon Yakin Ahok-Djarot Menang
Warga menempelkan stiker "dua jari" diwajahnya untuk menyambut calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomer urut dua Djarot Saiful Hidayat berkunjung ke Kampung Ambon, Jakarta, Kamis (2/2). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Warga di Jalan Berlian Ujung RT 4/7, Komplek Permata, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat yakin jika pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, akan memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di daerahnya.

"Di sini 100% (memilih) Ahok-Djarot," Dani Mantiri saat ditanyai Tirto seputar calon gubernur yang menjadi preferensi warga di daerah yang dikenal dengan nama Kampung Ambon itu.

Dani adalah pemilih yang sempat menjadi ketua RT 4 selama 2 periode. Preferensi terhadap paslon 2, sebagaimana Dani sampaikan, masih tak berubah dari Pilkada 2012 silam di daerah Kampung Ambon yang menunjukkan kemenangan Jokowi-Ahok.

Laki-laki yang menjadi relawan TPS itu juga menceritakan pengalamannya saat Djarot melakukan kampanye di daerah itu. Dikatakannya Djarot menyinggung soal keamanan daerah yang terkenal sebagai titik peredaran narkoba di Jakarta itu dan berupaya terus menjaganya. Dani menyatakan bahwa Kampung Ambon kini sudah bersih dari narkoba.

Istri presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, sempat 'turun gunung' untuk berkampanye di daerah itu pada Rabu (8/2/2017). Ia mengajak masyarakat memilih putra sulungnya, Agus Yudhoyono, dalam kontestasi Pilgub DKI Jakarta. Saat disinggung soal kampanye paslon lain ini, Dani mengatakan bahwa timses paslon 1 sempat ingin menutup jalan.

"Ini kan menyalahi aturan. Biar mereka sudah kontak RT, Lurah, dan bilang SBY mau datang, saya menentang mereka kalau mau tutup jalan. Kalau sampai mereka robek spanduk (paslon 2) yang dipasang di depan sini, saya mau masuk bui untuk Ahok," ujarnya dengan berapi-api.

Ketika kemudian salah seorang warga lainnya menyapa Dani, laki-laki 53 tahun itu menyampaikan kepadanya bahwa warga yang memilih dengan surat keterangan dapat memilih setelah pukul 12.00 dengan membawa fotokopi KTP dan KK.

Dani kemudian mengeluhkan lamanya penerbitan KTP untuk warga yang tinggal di daerah itu tetapi belum memegang kartu identitas setempat lantaran lurah masih harus menunggu blangko. "Itu warga yang barusan nunggu dari April (2016), lho! Bayangkan selama itu," keluh Dani.

Sebelumnya pada pukul 8.15, situasi masih terlihat lengang saat beberapa orang yang bertugas di TPS 34 sibuk dengan kertas-kertas suara dan daftar pemilih di Kampung Ambon. Padahal, panitia mengatakan pemilihan di daerah tersebut telah dibuka sejak pukul 7.00. Setengah jam berselang, terlihat warga berdatangan bergantian, banyak dari antara mereka adalah pemilih lanjut usia.

Berbeda dengan pemilih usia muda kebanyakan, pemilih-pemilih lanjut usia ini kebanyakan didampingi oleh keluarganya saat melakukan pencoblosan. Panitia pun dengan sigap membimbing mereka, mulai dari mengarahkan mereka dari mana untuk masuk hingga prosedur pencoblosan dan memasukkan jari ke tinta sebagai tanda telah memilih.

"Dilarang membawa hp dan tas saat mencoblos," demikian disampaikan pengawas TPS kepada warga. Ponsel pun diminta untuk dititipkan ke meja saksi saat pencoblosan berlangsung.

Di sini, menurut Moya, ketua TPS 34, terdapat 584 pemilih tetap yang terdaftar. Ada 3 orang saksi yang berjaga di sana dan 3 orang polisi pun terlihat mengawasi jalannya pilkada.

"Di sini karena dekat dengan pos polisi, biasanya mereka berkeliling dari TPS ke TPS lain untuk mengawasi," tutur Anton, salah satu pengawas keamanan TPS 34. Ia juga mengatakan bahwa persiapan pilkada di Komplek Permata ini telah berjalan sejak Selasa (14/2/2017) siang kemarin.

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari Patresia Kirnandita

tirto.id - Politik
Reporter: Patresia Kirnandita
Penulis: Patresia Kirnandita
Editor: Akhmad Muawal Hasan