Menuju konten utama
Kualitas Udara Buruk

Warga Bandung Diminta Pakai Masker & Tidak Bakar Sampah

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung meminta masyarakat untuk menggunakan masker dan tidak membakar sampah.

Warga Bandung Diminta Pakai Masker & Tidak Bakar Sampah
Kendaraan yang di dominasi sepeda motor terjebak kemacetan di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.

tirto.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Jawa Barat, mengimbau kepada warga untuk menggunakan masker hingga tidak membakar sampah. Langkah itu dilakukan seiring dengan kondisi udara Bandung yang berada pada Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) kategori sedang.

"Ada beberapa hal yang bisa dilakukan bersama oleh warga Bandung untuk menjaga diri dan memulihkan kualitas udara di Kota Bandung, yakni mulai menggunakan masker dan tidak membakar sampah," kata Kepala Seksi Pemantauan Lingkungan DLH Kota Bandung Irene Irmamuti dikutip dari Antara, Senin (21/8/2023).

Dia mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker apabila berada di area padat lalu lintas, dan wilayah yang kering agar terlindungi dari debu. Kemudian, melaksanakan penanaman pohon serta pemeliharaannya, karena pohon berfungsi sebagai pereduksi polusi udara. Selanjutnya, masyarakat yang memiliki kendaraan motor untuk melakukan tune up rutin dan uji emisi kendaraan.

"Tidak membakar sampah rumah tangga di halaman rumah karena asap dan baunya dapat mencemari udara dan mengganggu lingkungan sekitar," katanya.

Langkah tersebut diharapkan dapat memperbaiki kualitas udara di Bandung. Dia merinci angka ISPU dalam satu pekan terakhir menunjukkan tertinggi pada angka 93, dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5.

"Jadi memang sejauh ini di Bandung kategorinya sedang, yakni kualitas udara masih dapat diterima pada manusia, hewan dan tumbuhan (51-100). Idealnya kualitas udara itu terbagus pada kategori baik yang berarti sehat yakni ISPU di angka 0-50," katanya.

Dia menuturkan kondisi tersebut terjadi karena PM2,5 yang merupakan partikulat yang dapat bersumber secara alami dari debu, asap kendaraan bermotor, serta asap cerobong pabrik, terproduksi cukup banyak.

"Untuk sekarang ini kondisi tersebut karena cuaca ekstrem di Kota Bandung yakni musim kemarau, dan juga karena posisi Kota Bandung yang berada pada cekungan menyebabkan akumulasi polusi lebih lama," ujarnya.

Sementara itu, dia mengklaim pihaknya saat ini sedang melakukan beberapa upaya agar kualitas udara di Kota Bandung meningkat. Salah satunya dengan melaksanakan pembinaan kepada pelaku usaha yang kegiatannya dapat mencemari kualitas udara.

Sosialisasi juga dilakukan kepada unsur pemerintahan, masyarakat, kalangan akademisi dan pelaku usaha tentang eco driving, serta bimbingan teknis kepada pelaku usaha dalam upaya pengendalian pencemaran udara.

"DLH Kota Bandung juga melaksanakan pemantauan kualitas udara secara kontinyu untuk mengetahui kondisi kualitas udara," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait BANDUNG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin