Menuju konten utama

Wanda Hamidah Hengkang dari Golkar, Unggah Peringatan Darurat

Ungkapan Wanda merupakan caption untuk gambar berupa tulisan “PERINGATAN DARURAT” beserta Garuda Pancasila dengan latar belakang sepenuhnya biru.

Wanda Hamidah Hengkang dari Golkar, Unggah Peringatan Darurat
Wanda Hamidah. instagram/wanda_hamidah

tirto.id - Artis Wanda Hamidah memutuskan hengkang dari Partai Golkar. Keputusannya diambil di tengah pelaksanaan Munas, yang salah satu agenda memilih ketua umum pengganti Airlangga Hartarto.

"I’m out fromGolkar," tulis Wanda dalam unggahnya pada akun @wanda_hamidah di Instagram, dikutip Tirto Rabu (21/8/2024).

Wanda tak menjelaskan alasan secara spesifik kenapa ia memilih hengkang dari partai berlogo pohon beringin itu. Ia hanya berkata tidak ingin berada di jalan yang salah dalam sejarah.

"I don’t wanna be in a wrong side of history. I love my country too much. Indonesia is not for sale," tulisnya.

Ungkapan Wanda merupakan takarir atau caption untuk gambar yang ia unggah berupa tulisan “PERINGATAN DARURAT” beserta Garuda Pancasila dengan latar belakang sepenuhnya biru.

Tirto sudah berusaha menghubungi salah satu petinggi partai berlogo pohon beringin itu, salah satunya Waketum Golkar, Melchias Markus Mekeng, ihwal sikap Wanda. Namun hingga berita ini dipublikasikan belum mendapatkan respons.

Golkar sudah memutuskan Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum secara aklamasi, menggantikan Airlangga Hartarto yang mundur pada Sabtu (10/8/2034).

Bahlil diputuskan secara aklamasi menjadi Ketum Umum Golkar dalam Munas XI Golkar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).

"Apakah seluruh hadirin setuju untuk kita tetapkan Bapak Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Partai Golkar 2024-2029," kata Ketua Pimpinan Sidang Munas Ke-XI Partai Golkar, Adies Kadir.

"Setuju," jawab seluruh peserta Munas.

Dalam pemaparan visi dan misinya, Bahlil tak ingin ada faksi di tubuh Golkar. Menurut Bahlil, faksi-faksi dalam sebuah partai, terutama Golkar, hanyalah gaya klasik alias masa lalu.

"Misi saya ke depan selain dari apa yang saya sampaikan tadi, adalah kita ingin untuk tidak boleh lagi Golkar ke depan ada faksi A, faksi B, faksi C. Kita cuma satu Partai Golkar, udah, gaya-gaya lama ini sudahlah abang-abang semua, mohon maaf," kata Bahlil.

Menurut Bahlil, ia tidak memiliki kepentingan apa-apa di balik keinginannya untuk menjadi orang nomor satu di Partai Golkar.

"Saya jujur saja, saya enggak punya kepentingan apa-apa, kepentingan saya ke depan adalah Golkar harus lebih baik dari sekarang," kata Bahlil.

Baca juga artikel terkait PUTUSAN MK atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi