tirto.id - Kementerian BUMN menyatakan pembentukan holding asuransi bakal memperkecil adanya salah investasi seperti kasus saham gorengan yang sempat menjerat perusahaan plat merah.
Ia bilang pendirian Holding ini bakal mencegah terulangnya kejadian yang menimpa PT Jiwasraya dan PT Asuransi Angkatan Bersenjata Indonesia (Asabri).
“Supaya ke depan tidak terulang lagi produk seperti JS saving plan, supaya tidak terulang lagi investasi investasi ke saham saham gorengan,” ucap Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo kepada wartawan saat ditemui di Hotel Fairmont, Rabu (5/2/2020).
Pria yang akrab disapa Tiko itu juga manyampaikan bahwa pembentukan holding bakal memperkuat pengawasan produk asuransi, aktuaria, sampai investasi.
Dengan kata lain, ada perbaikan pada sisi manajemen risiko dan manajemen investasi sehingga kasus gagal bayar seharusnya bisa terhindarkan.
“Itu nanti akan dipantau dan ada kebijakan yang diatur Holding. Ada fungsi portofolio investment,” ucap Kartika.
Upaya perbaikan lain, kata Tiko, juga dilakukan dengan membenahi jajaran di kementerian BUMN.
Per 4 Februari 2020 Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat 4 pejabat baru. Mereka antara lain Susyanto (yang ditunjuk sebagai Sekretaris Kementerian BUMN), Carlo Brix Tewu (Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan), Nawal Nely (Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko), serta Loto Srinaita Ginting (Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM).
Kehadiran para pejabat ini, kata Kartika, juga untuk mencegah persoalan Jiwasraya terulang. Termasuk masalah likuditas yang sempat menimpa PT Krakatau Steel.
“Kita ingin bahwa BUMN benar-benar bertransformasi di mana transparansi dan integritas laporan keuangan serta risiko keuangan ke depan bisa kita manage dengan baik supaya tidak ada kejadian-kejadian seperti Jiwasraya atau Krakatau Steel lagi ke depan,” ucap Kartika.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana