tirto.id -
Perusahaan pertambangan multinasional Newmont Mining Corporation menunjuk tokoh berpengalaman Stephen Dumble untuk memimpin operasi perusahaannya di kawasan Asia Pasifik mulai April 2016. Terlepas dari keberhasilan bisnis Newmont, perusahaan ini dikecam sebagai 'VOC Baru' karena menolak untuk membangun smelter di Nusa Tenggara Barat.
Stephen Dumble dikenal sebagai tokoh yang sarat prestasi dalam dunia pertambangan, dan berpengalaman di berbagai perusahaan tambang skala global seperti BHP Billiton, Alcoa, dan Rio Tinto.
Prestasi Stephen, menurut Gary Goldberg, Presiden sekaligus Chief Executive Officer Newmont, mencakup "pemimpin bisnis yang teruji dengan pengalaman selama 34 tahun di sektor ekstraktif", "menjalankan operasi perusahaan dengan sukses, menyelesaikan proyek secara tepat waktu dengan anggaran yang efisien", serta "mampu meningkatkan kinerja beberapa perusahaan tambang terbesar di dunia secara signifikan".
Di sisi lain, anggota DPRD Nusa Tenggara Barat Nurdin Ranggabarani menyebut kebijakan PT Newmont Nusa Tenggara yang tidak ingin membangun smelter di Sumbawa Barat tidak ubahnya seperti VOC pada zaman kolonial Belanda.
"Kami melihat kelakuan Newmont yang tidak ingin membangun smelter di daerah seperti VOC (Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda). Karena perilaku dan akibat yang ditimbulkannya tidak jauh berbeda saat penjajahan," kata Nurdin Rangga Barani di Mataram, Selasa, (8/3/2016) seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Di Indonesia, Newmont memiliki tambang “Batu Hijau” di kabupaten Taliwang, sebuah pulau di kawasan Nusa Tenggara Barat.
Newmont merupakan salah satu perusahaan tambang dengan kinerja terbaik di dunia. Pada tahun 2015, unit regional Asia Pasifik berhasil menurunkan tingkat kecelakaan kerja hingga mencapai 47 persen, mengurangi pengeluaran total biaya produksi (AISC) hingga 16 persen, dan mengakuisisi KCGM.
Newmont juga berhasil mengurangi hutang bersih hingga 19 persen sambil tetap berinvestasi dengan mengakuisisi Cripple Creek & Victor di Colorado; mempercepat lima pembangunan proyek yang sangat prospektif di AS, Australia, dan Suriname; dan menambah cadangan emas sebanyak lima juta ons.