Menuju konten utama

Visi Misi Prabowo-Sandi Mirip Nawacita dan Revolusi Mental Jokowi?

Dalam draf visi misi Prabowo-Sandi, beberapa program mirip dengan Nawacita yang dibuat Jokowi-JK. Meski pun, ada sedikit perbedaan.

Visi Misi Prabowo-Sandi Mirip Nawacita dan Revolusi Mental Jokowi?
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kedua kiri)-Maaruf Amin (kiri) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto (ketiga kiri)- Sandiaga Uno (kanan) berbincang saat menghadiri Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (23/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 mengusung visi-misi bertema “Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia.” Hal ini diketahui berdasarkan draf awal yang Tirto dapatkan dari salah seorang elite Partai Gerindra yang tak mau disebutkan namanya.

Keempat pilar tersebut adalah ekonomi, kesejahteraan rakyat, budaya dan lingkungan hidup, serta politik hukum dan HAM. Pada pilar ekonomi, terdapat delapan poin turunan dan 41 program aksi. Pilar kesejahteraan rakyat memiliki sembilan poin turunan dan 30 program aksi.

Selanjutnya, pilar budaya dan lingkungan hidup memiliki 12 poin turunan dan 18 program aksi. Terakhir, pilar politik, hukum, keamanan, dan HAM yang memiliki tujuh poin turunan dan 21 program aksi. Namun, dari pembacaan kami, terdapat visi-misi Prabowo-Sandiaga yang tertulis dalam draf ini mirip dengan Nawacita dan revolusi mental ala Jokowi-JK.

Misalnya, visi pasangan ini yang menyatakan, "terwujudnya bangsa dan negara republik Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, relijius, berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya serta menjamin kehidupan yang rukun antar warga negara tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan rasnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945."

Poin-poin di dalam visi itu mirip beberapa poin nomor 1 Nawacita Jokowi-JK yang menyatakan, "menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara," poin nomor 7 yang menyatakan, "mewujudkan kemandirian ekonomi," dan poin nomor 9 yang menyatakan "memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia."

Sementara, kemiripan dengan revolusi mental ala Jokowi-JK terdapat pada poin kedua misi Prabowo-Sandiaga yang menyatakan, "membangun masyarakat Indonesia yang cerdas, sehat, berkualitas produktif, berdaya saing dalam kehidupan yang aman, rukun, damai, dan bermartabat serta terlindungi oleh jaminan sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi."

Mirip Tapi Kritis

Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini mengakui kemiripan antara beberapa poin visi-misi paslon yang didukungnya dengan program Jokowi-JK. Akan tetapi, politikus PAN ini berdalih itu lantaran Prabowo-Sandiaga, "membawa sintesis pemikiran seluruh presiden. Dari Sukarno sampai Jokowi."

"Tapi kami tetap mengkritisi yang tidak ada di program Jokowi," kata Faldo kepada Tirto, Rabu malam (26/9/2018).

Sisi kritis tersebut, menurut Faldo, terdapat dalam pilar ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dua hal yang menurutnya selama ini belum mampu diwujudkan Jokowi untuk rakyat Indonesia.

"Kami ingin memperjuangkan dan mewujudkan keadilan. Lihat saja, masih banyak masyarakat yang terpinggirkan," kata bekas Ketua BEM UI ini.

Faldo menuding, salah satu contoh diskriminasi ekonomi adalah masih banyak masyarakat di pedesaan yang berada di taraf ekonomi rendah. Sementara, pembangunan di kota terus berlangsung. Termasuk petani-petani yang menurutnya kini mulai terpinggirkan. "Semuanya kan sekarang serba impor," kata Faldo.

Tak cuma itu, Faldo juga menyatakan perbedaan visi-misi Prabowo-Sandiaga dan Jokowi adalah penekanan yang lebih mendalam kepada kebhinekaan bangsa Indonesia. Hal itu, menurut dia, tertuang dalam pilar kebudayaan dan politik serta HAM.

"Kami akan menjaga kerukunan semua umat beragama. Semua akan setara dan adil dan mendapat hak-haknya untuk aman," kata Faldo mengklaim.

"Jadi poinnya, kami fokus mewujudkan keadilan dan kemakmuran. Itu enggak ada di zaman Jokowi," ucap lelaki kelahiran 9 Juli 1990 ini menambahkan.

Infografik CI Revolusi Mental

Sementara itu, Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago menyangkal kritik-kritik yang disampaikan Faldo. Menurutnya, selama ini kepemimpinan Jokowi-JK sudah berhasil mewujudkan keadilan dan kemakmuran secara ekonomi.

Dari sisi hukum dan HAM, Irma mengklaim, Jokowi mampu menciptakan keadilan. Ia menyebut banyak bukti yang menunjukkan Jokowi tidak pernah tebang pilih kepada siapa pun dan dari latar belakang apa pun dalam membiarkan aparat memproses secara hukum.

"Banyak yang minta Pak Jokowi intervensi kasus hukum Ahok [Basuki Tjahaja Purnama], tapi Ahok tetap dipenjara. Banyak yang mendesak kasus ini dan itu tidak diproses, tapi semua tetap diproses. Soal korupsi, KPK berjalan. Novanto ditangkap," kata Irma kepada Tirto.

Terkait perkara ekonomi, Irma kembali mengklaim, Jokowi-JK sudah berhasil membangun infrastruktur dan sumber daya manusia yang mampu meningkatkan laju ekonomi Indonesia. “Di dapil saya, di Sumatera Selatan, dulu susah sekali orang jualan. Sekarang semua banyak orang jualan. Karena akses terbuka. Itu tandanya ekonomi jalan," kata Irma.

Politikus NasDem ini menyatakan, jika yang dipersoalkan kubu Prabowo-Sandiaga sebagai ekonomi tidak makmur lantaran harga barang yang mahal, itu menunjukkan mereka tidak paham konsep nilai dalam ekonomi. Menurut dia, dalam ekonomi itu tidak ada kata turun, tapi nilai barang selalu naik.

"Rp2 ribu hari ini tentu beda dengan Rp2 ribu dulu. Kalau beras maunya Rp2 ribu sekilo kayak dulu, petani makan apa?” kata Irma.

Maka, menurut Irma, lebih baik kubu Prabowo-Sandiaga tak perlu berusaha mengkritik kebijakan Jokowi-Ma'ruf hingga mengada-ada. Ia lebih suka jika memang mau menyamai program Nawacita dan revolusi mental, maka melihat permasalahan bangsa dengan serius.

“Jangan cuma berhasrat kritik. Kami saja terus memperbarui program sesuai masalah-masalah baru yang muncul agar capaian terus berkelanjutan kok," kata Irma.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Abdul Aziz