tirto.id - Kanker serviks atau kanker leher rahim dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV (human papilloma virus) karena infeksi virus HPV adalah penyebab utama penyakit mematikan ini.
Sebagai upaya preventif, demi mencegah naiknya angka penderita kanker serviks di tanah air, pemerintah melakukan program vaksinasi HPV secara gratis kepada murid perempuan kelas 5 dan 6 SD.
Kementerian Kesehatan (Kemkes) dalam hal ini menggelar program vaksinasi HPV secara merata ke 34 provinsi di Indonesia sejak awal tahun 2023.
Selain vaksin HPV, untuk deteksi dini kanker serviks juga telah disiapkan pemeriksaan metode HPV DNA Test.
Namun tes ini baru dapat dilakukan di lokasi percontohan di 5 wilayah Provinsi DKI Jakarta saja, laman Sehat Negeriku Kemkes melansir.
Vaksinasi HPV dengan sasaran anak perempuan kelas 5 dan 6 SD atau usia 10-13 tahun memiliki beberapa alasan yang telah dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah.
Terutama karena kasus kanker secara umum menjadi penyebab kematian nomor satu di tanah air, dan jumlah penderita kanker serviks yang meningkat setiap tahunnya.
Sementara itu, World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker kedua terbanyak yang diidap wanita di seluruh dunia pada tahun 2020, tulis IDAI.
Mengapa vaksinasi HPV penting diberikan
Human papilloma virus (HPV) adalah salah satu penyebab utama dari kanker leher rahim atau kanker serviks, juga kanker penis. Virus ini menular dan menyebar terutama lewat hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
Cara penyebaran lain seperti lewat pemakaian toilet umum (toilet duduk) dimana terdapat virus HPV juga bisa terjadi, namun sangat kecil kemungkinannya.
Siloam Hospitals melansir, virus HPV akan masuk sel epitel kulit lewat membran mukosa yang terdapat di alat kelamin. Dari area alat vital dan anus tersebut virus mulai menginfeksi.
Memang tidak semua kasus infeksi HPV akan berkembang dan bermutasi menjadi kanker. Akan tetapi mayoritas kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi dari virus HPV.
HPV tidak saja menyebabkan kanker serviks, namun juga beberapa jenis penyakit lain yang menyerang anus, vulva, infeksi vagina, penis, dan orofaringeal (tenggorokan dan mulut).
Untuk mencegah penularan berbagai jenis penyakit infeksi dari virus HPV, tindakan pencegahan dengan vaksinasi menjadi hal yang penting dilakukan.
Menguatkan sistem imun tubuh dari kemungkinan terinfeksi virus HPV, dapat menyelamatkan banyak orang dari kematian akibat kanker serviks, kanker penis dan penyakit lainnya.
Usia Pemberian Vaksinasi HPV
Usia pemberian vaksinasi HPV secara gratis yang menjadi program pemerintah guna mencegah kanker serviks adalah saat anak perempuan duduk di kelas 5 dan 6 SD (10-13 tahun).
Alasannya adalah karena di usia tersebut, anak belum aktif secara seksual dan belum berhubungan seksual.
Jika vaksinasi diberikan di usia lebih tua atau pada orang yang sudah pernah berhubungan intim, maka akan terlambat bagi tubuh mereka membangun kekebalan tubuh terhadap virus HPV.
Selain itu, alasan lain adalah pemberian vaksin HPV di usia 10-13 tahun hanya butuh sebanyak 2 dosis saja.
Sedangkan bila diberikan saat usia 16-18 tahun atau lebih tua, maka kebutuhan dosisnya menjadi lebih banyak yakni 3 dosis.
Dari beberapa penelitian yang telah digelar, pemberian vaksinasi saat usia 10-13 tahun sudah membuat tubuh mereka membentuk antibodi yang cukup terhadap infeksi virus HPV.
Hal ini menurut pertimbangan, lebih efisien dan murah ketimbang harus menunggu saat usia 16-18 tahun dengan jumlah pemberian vaksin 3 dosis, karena biaya untuk pembelian vaksinasi HPV diketahui tidak murah.
Proses vaksinasi akan dilakukan melalui suntikan secara intramuskular di otot bahu yang besar (deltoid). Sangat disarankan semua anak perempuan yang termasuk dalam sasaran pemberian vaksin HPV untuk mengikutinya.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno