tirto.id - Vaksin human papillomavirus (HPV) disalurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara gratis mulai tahun 2023. Sasaran utama penerima vaksin HPV gratis ini adalah anak perempuan kelas 5 dan 6 SD di Indonesia.
Vaksin HPV diberikan dalam dosis tertentu dalam beberapa tahap. Mirip seperti vaksin lainnya, vaksinasi HPV juga memiliki efek samping yang bisa dialami penerimanya.
Pemberian vaksin HPV berfungsi untuk membangun kekebalan tubuh terhadap infeksi human papillomavirus. Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) virus HPV memiliki banyak tipe, termasuk yang paling umum adalah HPV tipe 16 dan 18.
Virus HPV tipe 16 dan 18 ini dapat menyebabkan kanker serviks pada organ reproduksi wanita. Vaksin HPV paling efektif jika diberikan pada anak perempuan mulai dari usia 11 hingga 12 tahun ke atas.
Saat ini vaksin HPV gratis memang baru ditunjukkan kepada usia anak-anak SD. Namun, kedepannya Kemenkes berencana untuk menyalurkan vaksin HPV pada penerima dewasa.
"HPV ini untuk mencegah kanker serviks ya yang bisa dicegah dengan imunisasi. Programnya akan berlanjut, bukan hanya kepada yang anak-anak tetapi kepada seluruh,” kata Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril saat ditemui di kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Rabu (24/5/2023).
Efek Samping Vaksinasi HPV
Perlu diketahui bahwa vaksin HPV merupakan vaksin yang bisa diterima dengan aman. Vaksin ini telah dikembangkan di seluruh dunia dan digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di dunia.
Produksi dan penyaluran vaksin HPV juga dipantau secara ketat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) selama bertahun-tahun. Kendati demikian, sama seperti vaksin lainnya seseorang yang menerima vaksin HPV bisa mengembangkan efek samping.
Ada beberapa efek samping yang bisa dialami penerima vaksin HPV setelah suntikan pertama. Dikutip dari laman Badan Layanan Kesehatan Inggris (NHS) beriku beberapa bentuk efek samping vaksinasi HPV dari yang paling sering hingga paling jarang:
1. Efek samping vaksinasi HPV paling sering terjadi (1:10 orang)
- nyeri, kemerahan, dan bengkak di area suntikan selama beberapa hari;
- sakit kepala ringan yang berlangsung singkat.
2. Efek samping vaksinasi HPV sering terjadi (1:100 orang)
- memar atau gatal di tempat suntikan;
- suhu tinggi, merasa panas. dan menggigil;
- tidak enak badan dan mual;
- rasa sakit di lengan, tangan, jari, kaki, atau jari kaki.
3. Efek samping vaksinasi HPV jarang terjadi (1:1.000 orang)
- timbul ruam merah di kulit;
- gatal-gatal.
4. Efek samping vaksinasi HPV sangat langka (1:10.000 orang)
- penyempitan saluran udara;
- sesak napas atau kesulitan bernapas;
- reaksi alergi atau anafilaksis.
Perlu diketahui, bagi orang-orang yang memiliki kondisi alergi pada obat-obatan atau masalah kekebalan tubuh sebaiknya meminta rekomendasi dari dokter sebelum menerima vaksin HPV.
Dosis Vaksin HPV Menurut Usia
Menurut IDAI jumlah pemberian dosis vaksin HPV untuk anak dan remaja disesuaikan menurut usianya, sebagai berikut:
- Anak-anak usia 10-13 tahun diberikan sebanyak 2 dosis;
- Remaja usia 16-18 tahun diberikan sebanyak 3 dosis.
Jarak pemberian dosis vaksin ini adalah sekitar 6 bulan dari suntikan dosis sebelumnya. Namun, IDAI menyebutkan bahwa hasil penelitian terkini menemukan bahwa kadar antibodi yang dibangun penerima 2 dosis tidak jauh berbeda dengan penerima 3 dosis.
Oleh karena itu, saat ini dinilai pemberian dalam 2 dosis merupakan solusi yang efisien mengingat harga vaksin HPV cukup mahal.
Setidaknya ada 2 jenis vaksin HPV di Indonesia, yaitu bivalen dan tetravalen. Harga per dosis vaksin ini dimulai dari Rp700 ribu hingga di atas Rp1 juta.
Kedua jenis vaksin dibedakan dari jenis perlindungannya, yaitu:
- Jenis Bivalen membantu melindungi dari 2 tipe virus HPV (tipe 16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim;
- Jenis Tetravalen membantu melindungi dari 4 tipe virus HPV ( tipe 6,11,16,dan 18) yang dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan juga kutil kelamin atau genital wart.
Editor: Yantina Debora