tirto.id - Belakangan ini muncul diskusi hangat di media sosial soal benarkah vaksin human papillomavirus (HPV) lebih efektif jika diberikan pada wanita yang belum seksual aktif.
Diskusi ini mencuat di Twitter dan TikTok tidak lama setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut soal rencana penyaluran vaksin HPV gratis, tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga perempuan dewasa.
“HPV ini untuk mencegah kanker serviks ya yang bisa dicegah dengan imunisasi. Programnya akan berlanjut, bukan hanya kepada yang anak-anak tetapi kepada seluruh,” kata Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril di Kantor Kemenkes, Rabu (24/5/2023).
Tentu saja hal ini disambut beragam respons dari publik. Banyak masyarakat yang setuju dan menyambut penyaluran vaksin gratis ini, namun tidak sedikit yang meragukannya.
Beberapa yang ragu adalah karena isu terkait efektivitas vaksin HPV ini jika diberikan kepada orang dewasa. Sebagian warganet percaya bahwa vaksin ini tidak efektif jika penerima sudah seksual aktif dan sudah bertahun-tahun menstruasi.
Namun, sebelum mengenal lebih jauh soal fakta terkait efektivitas vaksin HPV pada orang dewasa, ada baiknya mengenal apa itu vaksin HPV terlebih dahulu.
Apa Itu Vaksin HPV dan Fungsinya?
Sesuai dengan namanya, vaksin HPV adalah vaksin yang berfungsi untuk membangun kekebalan tubuh terhadap infeksi human papillomavirus.
Dikutip dari Children's Hospital of Philadephia,human papillomavirus adalah virus yang menyebabkan kanker serviks pada wanita. Infeksi HPV di area genital umum terjadi karena kontak dari orang ke orang saat berhubungan seksual.
Infeksi virus HPV sendiri cukup umum dan sebagian besar orang yang pernah terinfeksi bahkan tidak mengembangkan gejala khusus. Virus ini memiliki banyak tipe, termasuk yang paling umum adalah HPV tipe 16 dan 18.
Tipe virus ini dapat menyerang bagian reproduksi wanita sehingga menyebabkan kanker serviks atau kanker mulut rahim.
Pada kasus yang jarang, beberapa tipe HPV juga bisa menyebabkan kanker anus, kanker penis, kanker vulva, hingga kanker vagina baik pada pria maupun wanita.
Fungsi vaksin HPV tentunya mencegah virus tersebut menginfeksi penderitanya. Vaksin HPV dapat diberikan pada semua perempuan usia 12 tahun ke atas, terutama mereka yg belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan 3 kali tanpa perlu skrining apapun. Proteksi terhadap infeksi HPV sangat efektif apabila diberikan pada fase ini.
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada 2 jenis vaksin HPV di Indonesia, yaitu bivalen dan tetravalen. Berikut perbedaan antara kedua jenis vaksin:
- Jenis Bivalen mengandung 2 tipe virus HPV (tipe 16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim;
- Jenis Tetravalen mengandung 4 tipe virus HPV ( tipe 6,11,16,dan 18) yang dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan juga kutil kelamin atau genital wart.
Benarkah Vaksin HPV Lebih Efektif Jika Belum Seksual Aktif?
Di media sosial baru-baru ini tersebar bahwa vaksin HPV lebih efektif bekerja jika diberikan pada orang-orang yang belum seksual aktif. Sebaliknya, vaksin ini tidak efektif pada perempuan yang sudah seksual aktif.
Lantas apakah anggapan yang ramai di media sosial ini benar?
Faktanya, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) vaksin HPV memang lebih efektif bekerja pada remaja putri yang belum aktif secara seksual atau belum pernah terinfeksi HPV.
Sebaliknya, manfaat vaksin HPV yang disalurkan pada wanita dewasa yang sudah aktif secara seksual memang lebih rendah dibandingkan jika diberikan kepada remaja.
Namun, bukan berarti orang yang sudah aktif secara seksual tidak dapat memperoleh manfaat dari vaksinasi ini. Ini dibuktikan lewat vaksin HPV juga disarankan pada wanita berusia 13 hingga 26 tahun yang aktif secara seksual.
Alasan mengapa HPV lebih efektif diberikan kepada remaja putri adalah karena remaja putri berisiko jauh lebih rendah terpapar HPV. Berdasarkan uji klinis, vaksin HPV efektif melawan infeksi HPV jika penerimanya tidak terinfeksi pada saat vaksinasi.
Perlu diketahui bahwa akuisisi HPV umumnya terjadi segera setelah aktivitas seksual pertama. Efektivitas vaksin akan lebih rendah pada kelompok usia yang lebih tua karena adanya risiko infeksi sebelumnya.
Ditambah, beberapa orang dewasa yang sebelumnya terpapar HPV cenderung mengembangkan kekebalan alami. Kekebalan alami inilah yang belum dimiliki remaja.
Penurunan manfaat vaksin justru muncul pada wanita yang berusia 27 hingga 45 tahun. Hal ini karena pada usia ini wanita lebih mungkin sudah terinfeksi HPV tanpa mereka sadari.
Kendati demikian, beberapa orang dewasa yang tidak divaksinasi HPV mungkin berisiko terkena infeksi HPV tipe baru di kemudian hari.
Oleh karena itu, meskipun efektivitasnya lebih rendah, vaksin HPV tetap disarankan bagi orang dewasa yang belum pernah menerima vaksin.
Editor: Yantina Debora