tirto.id - Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintahannya pro terhadap transportasi massal sehingga mengambil utang baru untuk kereta cepat. Hal ini disampaikan Jokowi di acara Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
“Kita ini harus pro kepada transportasi massal, hati-hati jangan pro pada kendaraan pribadi meski ini di IIMS," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, pemerintah harus pro terhadap transportasi massal seperti MRT, LRT dan kereta cepat. Ia menilai hal itu menjadi keharusan agar menjadi moda transportasi terintegrasi dari dalam kota hingga antarkota. Masyarakat pun bersedia pindah ke transportasi massal dari kendaraan pribadi.
“Pro pada transportasi masal sehingga MRT, LRT, kereta api, KA cepat menjadi sebuah keharusan bagi kota-kota besar agar moda transportasi terintegerasi di dalam kota maupun dari kota ke kota sehingga orang tidak cenderung pada [bawa] mobil pribadi," kata Jokowi.
Dalam proyek kereta cepat, pemerintah Indonesia dan China sepakat untuk membiayai pembengkakan proyek ini hingga 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,2 triliun. Kedua negara sepakat menanggung biaya beban dengan klausul masing-masing 60 dan 40 persen. Di mana Indonesia akan kebagian beban sekitar 597 juta dolar AS.
Sebagai catatan, besaran utang tersebut masih lebih rendah dari taksiran BPKP yang mencapai 1,4 miliar dolar AS. Namun, pemerintah berusaha mencari utangan kepada China Development Bank demi memenuhi klausul tersebut.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz